Selamat! Dian Kagungan Raih Gelar Doktor

UJIAN TERBUKA: Promovendus Dra. Dian Kagungan, M.H. saat menyampaikan disertasinya di hadapan penguji dalam ujian terbuka promosi doktor di gedung FISIP Unila.-FOTO HUMAS UNILA -

BANDARLAMPUNG – Dalam ujian terbuka promosi doktor, Dra. Dian Kagungan, M.H. berhasil meraih nilai total 87,35 dan dinyatakan lulus dengan IPK 3,75. Promovendus Dian Kagungan sukses sebagai lulusan pertama Program Doktor Studi Pembangunan FISIP Universitas Lampung (Unila).

Promovendus dinyatakan lulus usai mempertahankan disertasinya berjudul Kolaborasi Aktor Heptahelix dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Smart Village di Pekon Rigisjaya, Kecamatan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat, di hadapan penguji dan promotor, Jumat (8/3).

Promovendus Dian Kagungan yang merupakan akademisi di FISIP Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unila ini dalam disertasinya menyoroti peran aktor heptahelix dalam pengembangan pariwisata. Heptahelix yang diteliti, antara lain, pemerintah, kelompok sadar wisata, PLN, bank mitra Lampung, masyarakat lokal, BUMD, dan mitra Asosiasi Desa Wisata.

BACA JUGA:Dua Kelompok Mahasiswa FH Unila Bentrok, 2 Alami Luka

Juga terdapat peran media untuk melakukan promosi, baik online maupun offline. Terdapat program kegiatan pengembangan wisata kuliner dengan NGO yakni Asosiasi Desa Wisata Indonesia dan pegiat pariwisata Keliling Lampung yang juga ikut diteliti oleh promovendus.

Selain itu, terdapat peran milenial yang tergabung dalam Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) dan Generasi Pesona Indonesia (GenPI Lampung) yang rutin melakukan kegiatan dalam destinasi wisata digital berbentuk wisata edukasi.

Ada pula peran pemerintah desa yang aktif dalam pemanfaatan aplikasi dan website smart village di Pekon Rigisjaya pada kanal www.rigisjayasmartvillage.co.id serta penggunaan aplikasi OpenSID.

BACA JUGA:Bagian dari Merdeka Belajar, Rapor Pendidikan untuk PAUD Di-launching

Promovendus menyimpulkan, peran dari aktor heptahelix memiliki fungsi sangat strategis dalam pengembangan dan penatakelolaan pariwisata di Pekon Rigisjaya. ’’Salah satu program unggulan dari pemerintah desa yaitu Smart Village, sangat mendapat dukungan dari berbagai pihak. Namun masih terdapat kelemahan, yakni kurangnya edukasi kepada masyarakat untuk mengoptimalkan program Smart Village,’’ katanya.

Melalui disertasi yang disusun, promovendus merekomendasikan berbagai masukan bagi peneliti maupun daerah wisata lainnya untuk turut menerapkan pendekatan sejenis. Namun, kata promovendus, dengan tambahan variabel seperti komitmen dan membangun kepercayaan dengan stakeholder guna meningkatkan kunjungan ke daerah-daerah wisata dari para turis ataupun wisatawan baik domestik maupun mancanegara. (rls/c1/ful)

 

Tag
Share