Wali Kota Minta Jajaran Tindak Lanjuti Dugaan Prostitusi di Eks Lokalisasi PMD

SIKAPI PEMANDANGAN: Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saat mengatakan pihaknya telah memerintahkan Sekkot untuk memantau langsung Pemandangan, Selasa (5/3).-FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG-

Pilihannya banyak. Ada yang muda berusia mulai 20 tahun, usia 30-an tahun, hingga usia di atas tersebut.  

Ironisnya dari setiap percakapan dengan mereka terungkap bahwa tempat tersebut diperkirakan tetap beroperasi di bulan suci Ramadan. ’’Tetap buka kok Bang, pelanggan kita kan banyak. Mungkin juga ada yang non-muslim yang datang ke sini," jelas Bunga (nama samaran). 

Baik penyedia jasa maupun pengunjung sendiri biasanya paling aktif saat malam mulai pukul 19.00 WIB hingga larut malam. Sementara pada siang terpantau hanya beberapa yang tetap berada di depan rumah menanti pelanggan. Sebagiannya tak hanya menawarkan pelayanan untuk memuaskan hasrat berahi, tetapi juga terdapat fasilitas seperti karaoke. 

Lebih jauh, para wanita yang ada tak hanya melayani para pelanggan yang datang ke lokasi tersebut. Mereka juga bisa diajak untuk bermain ke luar lokasi dengan harga yang tentunya lebih tinggi serta harus membayar biaya charge kepada ’’Mami’’ (germo). 

Sehingga, pelanggan bisa menjemput sang wanita ke tempat tersebut kapan pun waktunya sesuai kesepakatan.  ’’Aku sih sekitar Rp750 ribu Bang kalo mau dibawa. Terus bayar juga ke Mami, boleh Rp200 ribu," ungkap Bunga. 

Namun dijelaskannya bahwa mereka tak sembarang memenuhi permintaan pelanggan untuk pergi keluar. Biasanya hanya kepada pelanggan yang memang kerap datang dan sudah kenal. Atau, pengunjung yang mereka anggap tidak akan mengancam keselamatan mereka. 

Dari penelusuran tim Radar Lampung, tempat serupa tak hanya ada di daerah Pemandangan, tetapi juga ekspansi ke tempat lain. Itu terpantau ada beberapa di sepanjang Jl. Soekarno-Hatta mulai wilayah Panjang hingga Wayhalim, Bandarlampung.

Tempat-tempat itu terlihat sangat meriah dengan lampu kerlap-kerlip serta suara musik yang terdengar hingga ke jalan.  Ditambah beberapa wanita cantik dengan pakaian seksi di depannya yang akan menarik perhatian lelaki yang melintasi jalan tersebut. 

Modusnya, tempat-tempat tersebut dipasangi spanduk besar bertuliskan pijat tradisional yang terpampang tepat di depan ruko. Harga yang mereka tawarkan untuk pijat berkisar Rp120 hingga Rp150 ribu untuk sekali pijat. 

Jika pelanggan ingin pelayanan lebih, maka mereka akan dimintai biaya Rp500 ribu untuk pelayanan full service. Sama halnya dengan Pemandangan, wanita di tempat-tempat itu memiliki usia berbeda-beda. (mel/c1/rim)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan