Golven

-Ilustrasi Hanz Kretzmann/PIXABAY-

Amora tidak berkutik dan masih berada di tengah-tengah keributan dengan badan yang terus bergetar.

"Apa!" Dina melipat kedua tangannya di depan dada sembari mendongak menatap Faisal. "Kamu enggak terima saya ngomong begitu?" Dina memberi jeda, "Untung kita sudah pisah Mas. Kalau enggak makin malu saya punya anak dan suami kayak kalian berdua. Nyusahin, sama-sama pembawa sial!"

Laki-kaki tersebut adalah Faisal, ayah kandung Amora.

Faisal tak menghiraukan Dina yang masih terus meracau bak orang gila. "Ini semua gara-gara kalian! Saya engak diterima kerja gara-gara kalian! Dasar manusia pembawa sial!" Dina beteriak sambil mengacak-acak rambutnya.

Akhirnya, Faisal memutuskan membawa Amora pulang dan meninggalkan Dina begitu saja. "Heh kalian! Dasar manusia kurang ajar, saya belum selesai bicara! Awas kalian ya, saya sumpah hidup kalian bakal sengsara!" teriak Dina.

Sesampainya di rumah Amora, Faisal langsung pergi meninggalkan Amora begitu saja.

Amora menatap kepergian sang ayah dan berlari ke dalam kamar. Kemudian, ia meneguk tiga butir obat dari Dokter El.

Tiga hari telah berlalu, saat ini jadwal Amora harus kembali ke rumah sakit untuk melakukan terapi bersama Dokter El. 

Kegiatan hari ini mungkin cukup terbilang melelahkan karena sesudah melakukan terapi ia akan pergi ke pantai untuk bertemu dengan Vanya, sahabat karibnya dulu, kemudian ke supermarket membeli barang titipan nenek.

Sebelum melakukan terapi, Amora sempat menceritakan kejadian tadi malam, ketika ia berniat untuk melakukan aksi bunuh diri. Oleh karena itu, akhirnya Dokter El menyarankan untuk melakukan terapi elektrokonsulsif karena terapi elektrokonsulsif merupakan metode yang paling efektif untuk meredakan keinginan untuk bunuh diri. 

Terapi ini dilakukan 2—3 kali dalam seminggu selama 2—4 minggu dan dapat dikombinasikan dengan psikoterapi dan obat.

"Selang sehari dari terapi ini kamu datang ke sini lagi, ya!" ujar Dokter El.

Amora menatap Dokter El lurus dengan wajah yang datar, "Ngapain?"

"Terapi."

"Oke," ucap Amora singkat. "Saya boleh pulang kan, Dok?" tanya Amora.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan