RAHMAT MIRZANI

Petani di Metro Full Senyum, Hasil Panen Padi Bisa Capai Miliaran

PANEN: Wali Kota Metro ikut panen padi di Kelurahan Mulyosari, Metro Barat. -Foto Ruri/Radar Lampung -

METRO - Panen padi di Kelurahan Mulyosari, Metro Barat, Kota Metro, diprediksi menghasilkan pendapatan mencapai Rp9 miliar.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Manunggal, Mulyosari, Lasmiati mengatakan lahan sawah yang panen seluas 202 hektare. Di mana, varietas padi yang digunakan ialah varietas Cibatu dan Inpari 32. Menurutnya, dalam satu hektare sawah bisa menghasilkan sekitar Rp45 juta. Jika luas lahan sawah yang dipanen 202 hektare, akan menghasilkan penghasilan sekitar Rp9 miliar.

“Tapi itu kan hasilnya rata-ratanya 1 hektarnya mencapai Rp45 juta bruto. Lalu, netto-nya dipotong operasional, ongkos tanam, olah lahan sampai pemanenan bisa mencapai Rp15 Juta. Jadi rata-rata petani itu dapat Rp30 Juta per hektare untuk per musimnya,” ungkapnya.

Ia menuturkan, saat ini, nilai Gabah Kering Pungut (GKP) dari jenis tersebut dihargai Rp 7.500 perkilogram. “Alhamdulillah, kita bersyukur sekarang hasil padi seharga Rp 7.500 perkilogram. Artinya petani masih bisa menikmati hasil. Kalau misalkan GKP hanya di kisaran Rp 4 ribu per kg, ya petani tidak dapat apa-apa,” ujarnya.

BACA JUGA:Capaian Kinerja Pj. Bupati Mesuji Tahun 2023 dan Kelanjutan Program 2024

Meski begitu, pihaknya masih berharap pemerintah bisa memastikan kecukupan stok pupuk subsidi.  “Kami berharap, kami bisa lebih mendapatkan pembinaan untuk peningkatan hasil produksinya. Subsidi pupuk kan jatahnya berkurang, jadi ya kita berharap dapat terpenuhi lagi,” jelasnya.

Dikatakannya, rata-rata petani di di Kelurahan Mulyosari tersebut bisa panen mencapai 6,5 ton per hektare.”Kalau di sini, yang kita panen itu seluas 202 hektare. Ini dari sembilan kelompok tani. Kita mendapat info jika yang panen bisa mencapai 6 - 6,5 ton perhektare,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Metro Wahdi mengatakan, naiknya harga beras tak hanya terjadi di Kota Metro, tetapi juga di banyak daerah. “Yang pertama kali, kenaikan harga beras itu tidak hanya terjadi di Metro saja, saya kira di seluruh Indonesia. Hanya, tentu juga yang paling penting itu dalah ketahanan pangan. Lalu water bonding,” tukasnya.

Menurutnya, walaupun harga jual gabah itu dapat menguntungkan petani, tetapi naiknya beras ini menjadi keresahan masyarakat, itu merupakan sebuah keseimbangan. “Tapi kita upayakan untuk pupuknya. Saya kira memang, petani perlu disubsidi dengan alsintan dan saprotan. Jika kita lihat posisi beras saat ini, ditambah menjelang ramadhan dan Idul Fitri,”pungkasnya.

BACA JUGA:DPRD Lamteng Hadiri Kunjungan Pangdam II Sriwijaya di Makodim 0411/KM

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan pihak ketiga terkait dampak dan antisipasi kerusakan infrastruktur pertanian yang sering terjadi.”Iya kita akan duduk bersama dengan pihak ketiga, apalagi yang punya kendaraan besar untuk panen. Supaya nanti kita bisa sama-sama menjaga infrastruktur pertanian,” tandasnya. (rur/c1/nca)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan