RAHMAT MIRZANI

Hasil Survei, 42,96% Mahasiswa Mau Terima Uang tapi Ogah Pilih Calon

OGAH NYOBLOS: Mahasiswa mayoritas mau menerima uang, tetapi ogah memilih calonnya.-FOTO SURVEI PRAXIS -

JAKARTA – Politik uang atau money politics terbukti tidak efektif. Sebab dalam survei terbaru Praxis sebagai agensi public relations (PR) dan public affairs (PA) lewat survei independen ketiga, sebanyak 42,96% mahasiswa bersedia menerima uang dari para calon atau kandidat, tetapi tidak memilihnya.

Survei kali ini mengusung tema Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024.

Sebagai kelanjutan dari riset yang dilaksanakan pada April dan Agustus 2023, survei dilakukan dengan pendekatan mixed method, menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif.

BACA JUGA:Bawaslu dan Polisi Diminta Berani Tindak Ketidaknetralan Penyelenggara Negara

Riset kuantitatif survei dilaksanakan pada 1–8 Januari 2024 kepada 1.001 mahasiswa dengan rentang usia 16–25 tahun di 34 provinsi di Indonesia.

Praxis kemudian berkolaborasi dengan Election Corner (EC) Fisipol UGM untuk mengkaji temuan kuantitatif dengan melakukan riset kualitatif pada 15 Januari 2024.

Riset berformat Focus Group Discussion (FGD) ini melibatkan empat akademisi dan mahasiswa perwakilan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Mulawarman (Unmul), dan Universitas Nusa Cendana (Undana).

Salah satu temuan menarik dari #PraxiSurvey ketiga ini berkaitan dengan praktik politik uang (money politics).

Sebanyak 42,96% mahasiswa menyatakan akan menerima uang namun tidak memilih kandidat.

BACA JUGA:Debat Keempat Pilpres, KPU Tambah Dua Naradamping

Selanjutnya, 20,08% mahasiswa akan menerima uang dan akan memilih kandidat, sementara 10,99% lainnya menyatakan tidak akan menerima uang dan tidak akan memilih kandidat.

Director of Public Affairs Praxis PR dan Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) Sofyan Herbowo mengatakan riset menunjukkan pandangan mahasiswa yang independen.

Fakta membuktikan bahwa praktik politik uang tidak mampu memengaruhi pilihan mereka.

“Saya berharap survei ini dapat mendorong mahasiswa untuk memilih dengan bijak demi menjaga keberlanjutan ekosistem demokrasi yang sehat,” katanya dalam konferensi pers.

Tag
Share