Pemprov Terapkan Sistem Pagar Genjot Produktivitas Kopi
SISTEM PAGAR: Kebun kopi di Lampung Barat yang sudah menggunakan sistem pagar. -FOTO DOK. DINAS PERKEBUNAN LAMPUNG-
BANDARLAMPUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Perkebunan sedang mengembangkan sistem pagar pada penanaman kopi. Sistem ini dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas kopi seperti yang telah dilakukan di Brasil.
Kepala Dinas Perkebunan Lampung Yuliastuti mengatakan sistem pagar pada penanaman kopi mulai diterapkan di petani kopi yang ada di Lampung Barat. Dengan penanaman sistem pagar pada kopi ini, lanjutnya, akan meningkatkan jumlah batang dan hasil produksi dalam setiap hektarnya.
Pada sistem pagar, kopi ditanam jarak dalam barisnya satu meter dan jarak antar barisnya 2,5 meter. Sehingga dalam satu hektare kebun ditanam 4 ribu batang kopi dengan harapan hasil panennya empat ton per hektarenya. Secara umum saat ini penanaman kopi yang dilakukan petani dengan jarak 2,5 meter kali 2,5 meter.
“Dengan jarak 2,5 meter kali 2,5 meter antar batang, dalam satu hektare berisi 2.500 batang,” ujar Yuliastuti, Minggu 21 Januari 2024.
BACA JUGA:Sebanyak 80 ASN Kota Pensiun Tahun Ini, Termasuk Kepala BKD
Saat ini petani hanya dapat dua ton dalam satu hektare. Walau ada yang sudah empat ton. Dengan sistem pagar ini diharapkan produktivitasnya meningkat jadi empat ton per hektarenya,” tuturnya.
Sistem pagar ini, menurut Yuliastuti telah diterapkan di negara Brasil untuk meningkatkan produktivitas kopi. Selain untuk peningkatan produktivitas, menurut Yuliastuti, dengan sistem pagar, perawatan kopi dinilai lebih mudah dibanding dengan sistem tanam yang banyak diterapkan petani saat ini.
“Perawatan dengan sistem pagar lebih gampang karena dalam barisan ini agak rapat kalau sudah berumur di atas tiga tahun. Kemudian efisiensi pupuk yang diberikan ke tanam tidak terbuang sia-sia,” ungkapnya.
Selain itu penerapan sistem pagar juga dapat menguntungkan, diungkapkan Yuliastuti, petani dapat menanam komoditas lain pada jarak lokasi yang tidak terpakai tersebut.
BACA JUGA:Gagalkan Aksi Tawuran, Polsek Telukbetung Selatan Amankan 13 Remaja
“Antar jarak setiap barisnya bisa ditanami wortel dan lainnya. Juga mudah dalam pemeliharaannya karena lapang. Misal kalau petani mau pakai alat bisa karena lapang,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Yuliastuti juga menjelaskan untuk program kerja yang tertuang di dalam agenda kerja Dinas Perkebunan, adalah meningkatkan daya saing kopi salah satunya melalui peremajaan yang dilakukan dengan model sambung samping dan sambung pucuk untuk meningkatkan kembali produktivitas kopi.
“Jadi peremajaan kopi tidak harus dibongkar tanamannya. Kita lakukan sambung samping dan sambung pucuk. Artinya cabang ranting kopi yang tidak produktif itu nanti kita sambung dengan stek yang produktif,” ucapnya.
Dengan sambung samping dan atas ini, diharapkan akan menjadi bakal cabang buah kembali. Untuk di Lampung, ditambah Yuliastuti ada empat daerah di Lampung yang menjadi sentra penghasil kopi, yaitu Lampung Barat, Tanggamus, Waykanan, dan Lampung Utara.