Operasi Bayi tanpa Batok Kepala Lancar dan Selamat
UCAP SYUKUR: Orang tua bayi tanpa batok kepala, Daniel dan Sri Wahyuni, usai anaknya dioperasi di RSUDAM Lampung, Rabu (17/1).-FOTO PRIMA IMANSYAH/RADAR LAMPUNG-
BANDARLAMPUNG – Operasi bayi tanpa batok kepala berumur lima bulan asal Kabupaten Waykanan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung berjalan lancar. Wakil Direktur Keperawatan, Pelayanan, dan Penunjang Medik RSUDAM dr. Imam Ghozali mengatakan operasi penutup defek pada bayi tersebut sudah selesai.
’’Alhamdulillah, hari ini (kemarin) sudah selesai operasi penutupan defek ananda kita. Ini kasus langka anak terlahir dengan memiliki kepala yang kecil,” ujar dr. Imam, Rabu (17/1).
Biasanya, lanjut dia, bayi lahir tanpa batok kepala tidak bisa bertahan lebih dari 48 jam. ’’Faktanya ini bisa bertahan sampai 15 hari perawatan di RS Haji Kamino pascalahir hingga hari ini,” ucapnya.
Setelah bayi ini dirujuk ke RSUDAM, pihaknya meminta agar perawatan dan penindakan bayi tersebut dapat dilakukan di RSUDAM. ’’Karena memang, kita di sini punya ahli bedah saraf. Ada tiga yang bisa kolaborasi. Kita punya spesialis anastesi untuk neuro anastesi, dan peralatan kita mendukung. Sehingga kita minta keluarga untuk penanganan tetap di Lampung,” ungkapnya.
BACA JUGA:Enam Desa di Mesuji Terendam Banjir
Operasi tersebut, jelasnya, berlangsung dua jam dengan melibatkan enam dokter. Yaitu tiga dokter bedah, dua dokter anastesi, dan satu dokter anak.
’’Alhamdulillah tadi (kemarin) sudah selesai, operasi berjalan dalam kondisi stabil. Usai operasi dievaluasi di ruang PICU. Tetapi, bayi tidak dalam kondisi di-backup alat bantu pernapasan karena kondisinya stabil dan tidak butuh banyak support,” ucapnya.
’’Alhamdulilah dengan parameter gerak bagus, menangis kencang, produksi kencing. Saat ini sedang kita evaluasi mungkin 48 jam di ruang PICU. Tetapi kalau besok (hari ini) sudah baik, bisa keluar dari ruang PICU,” ungkapnya.
Dijelaskannya juga, cairan yang menggumpal di atas kepala bayi tersebut merupakan cairan otak yang diproduksi. ’’Itu cairan otak yang memang diproduksi normal. Karena tidak memiliki tempurung kepala normal sehingga terjadi buat saluran keluar. Jadi kalau dilihat seperti tumor besar di atas kepala,” tuturnya.
BACA JUGA:Kasus Mie Gacoan Tercampur Belatung, Konsumen Tidak Buat Laporan Polisi
Imam mengungkapkan bahwa di luar negeri ada kasus seperti ini yang mampu bertahan atau survive sampai umur 12 tahun. Namun, tumbuh kembangnya memang tidak normal. ’’Karena ini berpengaruh. Sekalipun berkembang lambat. Hanya merespons pada suara,” ucapnya.
Sementara untuk operasi defek ini, imbuhnya, baru pertama dilakukan RSUDAM. Tetapi untuk operasi besar lainnya sudah beberapa kali dilakukan. ’’Ya seperti pemisahan bayi kembar siam sudah kita lakukan,” ungkapnya.
Masih menurut Imam, RSUDAM merupakan salah satu RSUD yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI untuk sembilan layanan prioritas. Kesembilan layanan tersebut mulai dari kanker, jantung, stroke, uronefrologi, penyakit infeksi emerging, paru, gastrohepatologi, kesehatan ibu dan anak serta diabetes melitus. ’’Ini merupakan bentuk hadirnya pemerintah, sesuai arahan Bapak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi,” ungkapnya.
Terpisah, Sri Wahyuni, ibu bayi tersebut, mengucapkan rasa senang luar biasa dan bersyukur kepada Tuhan atas keberhasilan operasi ini. “Perasaan senang sangat luar biasa dan bersyukur kepada Tuhan yang telah melancarkan semuanya. Berkat Tuhan, kami hanya bisa bersyukur dan berterima kasih kepada tim RSUDAM,” ujarnya.