Ratusan Warga Tanggamus Terserang DBD, Paling Banyak di Kecamatan Ini
--
TANGGAMUS - Ratusan warga Tanggamus terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan nyamuk aedes aegypti. Ini merupakan catatan pemkab setempat melalui Dinas Kesehatan (Diskes) selama 2023 hingga Januari 2024.
Jumlah persisnya sebanyak 131 kasus DBD tahun 2023 dan selama Januari 2024 ada enam kasus. Jadi total 137 kasus selama 2023 sampai awal 2024.
Koordinator Penyakit Menular pada Bidang Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Tanggamus Johan menjelaskan jumlah tersebut merupakan catatan dari Diskes.
BACA JUGA:Komentar Dishub Soal Lampu di Jalan Jenderal Sudirman Metro Sering Mati
Dari ratusan warga yang terserang DBD itu, paling banyak dari wilayah cakupan kerja Puskesmas Kota Agung. Jumlahnya mencapai 28 kasus.
Diikuti wilayah Negarabatin, Kota Agung Barat 13 kasus, Puskesmas Sukaraja 13 kasus, Puskesmas Gisting 12 kasus, Puskesmas Wonosobo 8 kasus, Puskesmas Sanggi 8 kasus, Puskesmas Bulok Sukamara 8 kasus, Puskesmas Sudimoro 7 kasus dan lainnya.
Terkait ini lanjutnya, Dinas Kesehatan Tanggamus telah melakukan upaya pencegahan, peningkatan kasus penyakit pada saat datangnya musim penghujan terutama penyakit DBD.
Yaitu dengan menginstruksikan kepada Puskesmas dan pengelola program pada saat rapat koordinasi serta melalui surat edaran, untuk meningkatkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Menguras, Menutup dan Mendaur ulang barang barang bekas yang dapat menampung air pada saat hujan yang potensial menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti penular demam berdarah.
BACA JUGA:Komplotan Spesialis Rumah Kosong Ditangkap Polsek Bumiratu Nuban, 2 Masih DPO
“Selanjutnya Puskesmas dapat berkoordinasi dengan camat dan aparat Pekon dalam kegiatan PSN agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara rutin dan berkesinambungan atau terus menerus,” tuturnya.
Giat pencegahan lainnya, meningkatkan peran serta masyarakat dengan kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.
Dinas Kesehatan juga menyiapkan logistik penanggulangan DBD berupa Larvasida dan insektisida.
Ini digunakan untuk kegiatan abatisasi dan penyemprotan atau fogging di wilayah Puskesmas.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem di awal tahun 2024.