Kelebihan dan Kekurangan Mobil Hidrogen

Mobil hidrogen Hyundai dipamerkan. --FOTO HYUNDAI.COM

Meski memiliki potensi besar, teknologi mobil hidrogen masih menghadapi hambatan yang cukup signifikan.

 

Pertama, minimnya infrastruktur pengisian. Stasiun pengisian hidrogen masih sangat terbatas, bahkan di negara maju. Kondisi ini menjadi penghalang utama sebelum mobil hidrogen dapat digunakan secara massal.

 

Kedua, biaya produksi dan harga kendaraan masih tinggi. Sel bahan bakar membutuhkan material khusus seperti platinum yang harganya mahal. Selain itu, produksi hidrogen berkualitas tinggi memerlukan biaya besar, sehingga harga mobil dan bahan bakarnya masih cukup tinggi.

 

Ketiga, efisiensi energi belum maksimal. Proses produksi, penyimpanan, hingga distribusi hidrogen membutuhkan energi besar. Efisiensi totalnya masih lebih rendah dibanding mobil listrik baterai yang menyimpan energi secara langsung.

 

Keempat, tantangan keamanan dan penyimpanan. Hidrogen adalah gas yang sangat mudah terbakar, sehingga penyimpanannya membutuhkan tangki bertekanan tinggi dengan standar keamanan ketat. Hal ini menambah kompleksitas dan biaya produksi.

 

Kelima, regulasi belum memadai. Di Indonesia, aturan terkait keselamatan hidrogen, tata niaga, hingga standar kendaraan masih dalam tahap pengembangan. Minimnya regulasi membuat industri belum sepenuhnya berani berinvestasi.

 

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan hidrogen hijau berkat melimpahnya sumber energi terbarukan seperti panas bumi, air, surya, hingga biomassa. Namun, penerapannya masih terhambat beberapa faktor.

 

Pertama, produksi hidrogen hijau masih terbatas. Biaya produksi hidrogen melalui elektrolisis masih cukup tinggi. Industri membutuhkan skala produksi besar agar biaya bisa ditekan, sementara ekosistem hidrogen domestik belum terbentuk.

Tag
Share