Pasar Mobil Nasional Melemah

pasar mobil nasional melemah jakarta - kinerja penjualan mobil nasional sepanjang januari hingga oktober 2025 menunjukkan pelemahan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. berdasarkan data gabungan industri kendaraan bermotor indonesia (gaikindo), total penjualan domestik mencapai 635.846 unit, turun 26,5 persen dari 865.362 unit pada 2024.   penurunan ini terjadi hampir di seluruh merek dan segmen, terutama pada kelas low cost green car (lcgc) atau mobil murah ramah lingkungan. selama sepuluh bulan pertama 2025, penjualan lcgc hanya mencapai 103.257 unit, anjlok sekitar 41 persen dibandingkan capaian 176.766 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.   penjualan kendaraan lcgc bahkan terus mengalami penurunan setiap bulan. data gaikindo untuk juni 2025 menunjukkan penurunan nyaris 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.    pada bulan itu, penjualan lcgc hanya mencapai 7.762 unit, jauh di bawah 15.252 unit pada juni 2024. kondisi ini memperlihatkan bahwa pasar kendaraan murah sudah kehilangan daya tarik di tengah perubahan kondisi ekonomi.   berdasarkan data gaikindo, penurunan juga terjadi secara bulanan. setelah hanya mencatat 8.546 unit pada mei 2025, penjualan lcgc terus turun hingga pertengahan tahun. lesunya segmen ini menjadi sinyal kuat bahwa kelas menengah bawah mulai menunda pembelian kendaraan baru, sementara minat terhadap kendaraan listrik dan hybrid justru meningkat.   pelemahan paling tajam secara umum terjadi pada april hingga juli 2025, ketika penjualan mobil nasional turun di bawah 60 ribu unit. periode ini bertepatan dengan momentum pasca-lebaran serta tekanan ekonomi akibat kenaikan suku bunga acuan dan pelemahan rupiah. akibatnya, pembelian mobil baru menjadi keputusan yang lebih ditunda oleh banyak konsumen.   sebelumnya dikutip antara, pakar otomotif dari institut teknologi bandung (itb), yannes martinus pasaribu, menilai anjloknya penjualan lcgc merupakan dampak langsung dari kenaikan harga dan berkurangnya daya beli masyarakat kelas menengah bawah.   “lcgc ditargetkan untuk kelas menengah bawah yang sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi. awalnya sangat terjangkau, sekitar rp80 juta pada 2014. tetapi sekarang sudah tidak bisa disebut low cost lagi karena harganya naik menjadi rp138–rp200 juta,” kata yannes.    yannes menjelaskan, penurunan penjualan lcgc tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan harga jual, tetapi juga minimnya dukungan kebijakan fiskal dari pemerintah. “kurangnya insentif membuat harga lcgc tidak lagi murah. diperlukan campur tangan pemerintah agar industri kendaraan hemat energi ini tetap relevan,” ujarnya. (beritasatu.com/c1)  

Tag

Share

• 
• 
• 
• 
•