Sansevieria Afrika Punya Corak Khas, Cocok Ditanam Bagi Pemula

JERNIHKAN KUALITAS UDARA: Koleksi sansevieria milik Fifi. Khusus Sansevieria Mozambik berciri khas lurik seperti sisik ikan. Warnanya pun khas. -FOTO FRIZAL/JAWA POS -

Sansevieria asal daratan Afrika menjadi salah satu primadona saat ini. Pasalnya, memiliki corak yang berbeda dengan varietas lokal. Terlebih, tak perlu perawatan terlalu ribet bagi pemula sekalipun.

TREN tanaman sansevieria tak pernah pudar. Bahkan, semakin berkembang pesat, baik di kalangan penghobi maupun awam sekalipun. Ternyata, ada salah satu varietas tanaman tersebut yang mulai naik daun. Yakni, sansevieria Mozambik.

Varietas itu asli dari negara yang terletak di Benua Afrika Timur. Penghobi tanaman asal Surabaya Fifi Gunarto telah mengoleksi puluhan sansevieria Mozambik sejak 10 tahun lalu. Bahkan, bisa menjadi salah satu pelaku yang mendatangkan langsung dari daratan aslinya.

Dia menceritakan, awal mula mengetahui sansevieria Mozambik dari salah satu kolega di Belanda. Kolega itu memiliki rekan botanis yang sedang bertugas di Mozambik. Lantas, mencoba mendatangkan 10 spesies pada Desember 2013. ’’Semakin banyak di tahun-tahun berikutnya,” ucap dia.

Namun, upaya itu tak selalu berjalan mulus. Fifi pernah mengalami tanamannya rusak selama pengiriman ke Indonesia. Beruntung, dia telah memiliki kemampuan untuk menyelamatkan dari rimpang tanaman itu. Ternyata, berhasil dilakukan meski kondisi daun telah membusuk. ”Pernah juga nyasar, waktu diterima paket sudah kayak bubur. Sedih banget saya waktu itu,” tutur pengelola Green Grow itu.

Dia pun perlu menunggu waktu tiga tahun hingga dapat menjual koleksinya. Sebab, perlu waktu adaptasi bagi tanaman untuk berkembang. Lantaran butuh waktu yang tak singkat, harga jual tanaman itu cukup mahal. Misal, anakan spesies Mecufi dengan dua daun bisa mencapai Rp 2 juta. ’’Makin besar tambah mahal,” ungkap perempuan 53 tahun itu.

Fifi mengungkapkan bahwa sansevieria Mozambik memiliki karakter unik yang tidak dimiliki varietas lain. Misal, dari bentuk pola pada daun yang khas. Memiliki lurik-lurik yang lebih mirip sisik ular. Selain itu, warna tanaman juga berbeda dengan sansevieria lokal. Contohnya, spesies Mecufi yang berwarna keunguan.

’’Istilahnya cross banding, ada urat yang mengular pada daun. Karena itu, bisa dibilang snake plant,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos di Green House yang terletak di Jalan Diponegoro, Surabaya.

Secara fisik, tanaman-tanaman sansevieria memang memiliki pola yang berbeda-beda. Bagi orang awam, tanaman-tanaman itu mungkin terlihat mirip satu sama lain. Namun, bagi penggemar sejati, mereka dapat membedakan berdasar warna dan pola yang unik. Dia pun mengungkapkan, penggemar tanaman sansevieria ternyata lebih banyak pria. ”Kolektor tanaman pasti akan terus menambah koleksi dengan mencari spesies yang belum dimiliki,” terang dia.

Menurut Fifi, tanaman itu tergolong bandel dan tangguh. Baik di dalam maupun di luar ruangan. Semua spesiesnya tahan terhadap berbagai kondisi. Sehingga tak perlu perawatan berlebih maupun perhatian khusus. Bagi Fifi, dirinya lebih menyukai tampilan wild seperti di habitat aslinya. Itu tampak lebih alami dibandingkan tampilan kontes. ”Lebih ke preferensi selera masing-masing sih,” katanya.

Perempuan asli Surabaya itu menyatakan telah memiliki sekitar 20 koleksi sansevieria asli Mozambik. Yang lebih menarik, belum ada nama resmi yang digunakan secara global. Sehingga banyak orang yang menjuluki setiap spesies berdasar daerah asalnya. Sebagai contoh, jika berasal dari Pemba, Fifi menyebutnya ”species from Pemba.’’

“Ada juga yang berasal dari Guro dan Balama. Penggemarnya ada di berbagai negara,” paparnya.

Fifi memaparkan beberapa spesies sansevieria Mozambik yang dia miliki. Di antaranya, spesies Pemba, Yokolo, Guija, Guro, Nipataco, Xai-Xai, Mecufi, Nkiti, Mukombego, Balama, Mbalanine, Chongoene, Kalingsmuntsi. Dia pun telah menjangkau pasar dari berbagai negara Eropa dan Amerika. Juga di Asia, yakni Thailand, Filipina, Taiwan, India, dan Malaysia. Baginya, pangsa pasar masih terbuka lebar dan harganya pun stabil. Tak seperti tanaman lain yang harganya turun mengikuti tren. ”Juga promosi di komunitas atau mulut ke mulut. Kalau sudah ada kepercayaan, pasti permintaan akan terjaga,” ujar dia.

Fifi pun menyarankan agar siapa pun memiliki setidaknya satu sansevieria. Pasalnya, tanaman itu dapat menjernihkan kualitas udara dan telah dibuktikan. Suatu ketika, ruangan di rumahnya baru saja dicat ulang dan menimbulkan bau kurang enak. Dia menaruh empat pot sansevieria besar dan merasakan bahwa bau itu berkurang. ”Hal ini juga didukung oleh penelitian dari NASA,” ungkapnya.

Tag
Share