Pembangunan Living Plaza Lampung Kembali Dimulai, Warga Nunyai Keluhkan Kurangnya Pelibatan

Sejumlah alat berat mulai beroperasi di area proyek Living Plaza Lampung, Jl. Z.A Pagar Alam, Rajabasa, Bandarlampung. -FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG -

BANDARLAMPUNG - Pembangunan proyek Living Plaza Lampung (LPL) di kawasan Nunyai, Rajabasa, Bandarlampung, dilanjutkan setelah sempat terhenti beberapa waktu lalu. Sejumlah alat berat mulai terlihat beroperasi di lokasi proyek, menandakan dimulainya kembali tahapan pembangunan. Namun di tengah aktivitas tersebut, warga sekitar menyoroti minimnya keterlibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan proyek.

Ketua RT 04/Lk. II Kelurahan Nunyai Ijal menyampaikan bahwa aktivitas pembangunan telah berlangsung lebih dari seminggu terakhir. Meski proyek itu disebut telah mengantongi izin resmi, warga yang sering terdampak banjir di wilayah tersebut merasa tidak dilibatkan sejak awal.

’’Pembangunan sudah dimulai sekitar seminggu yang lalu, tetapi kami tidak diajak bicara sama sekali. Katanya memang sudah ada izinnya, tetapi yang sering kena dampak banjir di sini kan kami,” kata Ijal.

Ia menilai pihak pengembang seharusnya memberikan sosialisasi kepada warga sekitar terlebih dahulu agar masyarakat memahami potensi dampak lingkungan yang mungkin muncul, terutama terkait risiko banjir yang masih menjadi kekhawatiran utama warga.

’’Saya hanya menyayangkan, karena yang akan terdampak langsung adalah lingkungan kami. Seharusnya ada dialog dulu dengan warga, apalagi kalau ada perubahan saluran drainase atau pembangunan besar di sekitar sini,” ujarnya.

Sementara itu, warga lainnya, Sumi, mengatakan bahwa sebelumnya memang sempat diadakan pertemuan antara tokoh masyarakat dan pihak terkait untuk membahas kelanjutan proyek. Namun, ia mengaku tidak mengetahui hasil dari pertemuan tersebut.

“Kurang tahu hasilnya apa, karena saya nggak ikut. Tapi katanya para tokoh masyarakat dan adat sudah sempat kumpul. Mungkin disetujui, soalnya sekarang pembangunan tetap jalan,” ujar Sumi.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi banjir yang bisa semakin parah apabila pembangunan tidak dibarengi dengan sistem penyerapan air yang baik.

“Memang di sini sering banjir. Kalau pembangunan ini terus jalan tanpa solusi, bisa jadi banjirnya malah makin besar. Tapi katanya perusahaan mau bikin embung besar di dekat sungai untuk menahan air, ya kita tunggu saja hasilnya,” ujarnya.

Sumi menambahkan, peletakan batu pertama proyek Living Plaza Lampung sudah dilakukan sekitar satu minggu lalu. Ia mendengar kabar bahwa kawasan tersebut nantinya akan difungsikan sebagai pusat perbelanjaan elektronik.

“Sudah sekitar seminggu lalu peletakan batu pertamanya. Katanya mau dijadikan mal elektronik, tapi saya kurang tahu pasti, mungkin juga mal umum,” ucapnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tampak sejumlah alat berat seperti bor dan traktor beroperasi di area proyek. Namun, tidak terlihat papan informasi pembangunan yang bisa diakses publik dari luar area. Tiga pintu utama menuju lokasi proyek juga tampak tertutup rapat.

Sebelumnya, DPRD Bandarlampung mengagendakan hearing lanjutan terkait pembangunan pusat perbelanjaan Living Plaza Lampung di Rajabasa Nunyai.

Anggota Komisi I DPRD Bandarlampung Hendra Mukri mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan rencana lanjutan, mendengarkan penjelasan dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Tag
Share