USN Lampung Dampingi Petani Pesawaran Olah Limbah Kulit Kakao

PENDAMPINGAN: Tim dosen dan mahasiswa Universitas Satu Nusa Lampung mendampingi Poktan Karyajaya, Desa Wates, Kecamatan Wayratai, Pesawaran, dalam pengolahan limbah kulit kakao.--FOTO ISTIMEWA

Menuju Zero Waste Agriculture 

 

BANDARLAMPUNG - Tim dosen dan mahasiswa Universitas Satu Nusa (USN) Lampung menyelesaikan rangkaian pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan skema pemberdayaan kemitraan masyarakat pada September 2025. PKM ini merupakan kolaborasi dari dua program studi yang diketuai Masfa Maiza, M.Pd. (Sastra Inggris) dengan anggota tim Olivia Cindowarni, S.P., M.P. (Agroteknologi) dan Ir. Elly Rosnarita, M.Si. (Agroteknologi) serta mahasiswa Iklima Zahro (Sastra Inggris) dan Hamla Wahida Nasution (Agroteknologi). 

Kegiatan bertajuk ’’Penerapan Literasi Bahasa Inggris pada Ekonomi Sirkular dan Diversifikasi Produk Turunan Kakao melalui Sistem Pertanian Berkelanjutan’’ ini didukung oleh pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek, tahun anggaran 2025. 

 

Fokus dan tujuan dari kegiatan dengan mitra Kelompok Tani (Poktan) Karya Jaya di Desa Wates, Kecamatan Wayratai, Kabupaten Pesawaran, ini adalah cara pengolahan produk turunan kakao agar dapat tercipta sistem pertanian berkelanjutan dan cara penerapan literasi bahasa Inggris dalam kegiatan pertanian. 

 

Limbah kulit kakao yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani kakao ini menjadi satu permasalahan utama yang perlu untuk diatasi. Limbah tersebut dapat menimbulkan bau busuk dan pencemaran lingkungan, sehingga perlu dilakukan tindakan agar dapat kembali ke lahan dengan terurai serta bermanfaat. 

 

Tim PKM memaparkan tentang pentingnya penerapan literasi pertanian dan bahasa Inggris sebagai salah satu cara untuk mempelajari ilmu baru secara mandiri, pembuatan pupuk bokashi kulit kakao, dan proses pembuatan pupuk organik cair (POC). Melalui pemahaman pada materi tersebut, Poktan Karya Jaya diharapkan mendapatkan pengetahuan cara pemanfaatan produk turunan kakao, menerapkan teknologi seperti penggunaan mesin pencacah kulit kakao, dan pembiasaan untuk mendapatkan informasi tentang pertanian secara mandiri.

 

’’PKM yang kami lakukan ini sejalan dengan salah satu misi Asta Cita saat ini, sehingga diupayakan untuk melanjutkan kebermanfaatan diversifikasi turunan kakao agar dapat menghasilkan perekonomian petani yang lebih memadai. Kami berharap agar pengurangan limbah ini dapat menciptakan siklus produksi yang berkelanjutan dan zero waste agriculture,” kata Masfa Maiza.

 

Pujo Setio selaku ketua Poktan Karya Jaya, menyampaikan bahwa anggota poktan sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. ’’Kami menyambut baik kegiatan ini. Anggota poktan mendapatkan bekal secara teori dan praktik untuk mengolah limbah kulit kakao,” ujarnya. (rls/c1)

Tag
Share