PTPN Diminta Jangan Hanya Profit Oriented

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.--FOTO ISTIMEWA
JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyambangi kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN Holding) dan PalmCo, Kamis (2/10). Kehadirannya mengejutkan jajaran direksi dan pegawai. Dalam kesempatan itu, Mentan menyoroti satu hal penting, yaitu PTPN harus tampil sebagai motor penggerak pembangunan pertanian dan kedaulatan pangan nasional.
Mentan mengungkapkan potensi besar yang dimiliki PTPN dalam memperkuat pasokan komoditas strategis, mulai dari minyak goreng hingga biofuel. ’’PTPN harus menjadi garda terdepan dalam membangunan pangan, bukan hanya profit oriented. Tetapi juga menciptakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Mentan menekankan pentingnya memperkuat sistem suplai pangan antarwilayah, khususnya untuk minyak goreng dan biofuel. ’’Prinsip kerja kita adalah memastikan suplai CPO dari pulau ke pulau. Misalnya, Kalimantan dan Sumatera bisa menyuplai Jawa. Semua pangan kita arahkan menuju swasembada dan kemandirian,” ujarnya.
Tak hanya itu. Mentan juga meminta jajaran PTPN memberi ruang lebih besar bagi generasi muda untuk terlibat aktif. ’’Yang muda-muda harus disiapkan, otaknya dibuka, pikirannya diasah, kita latih agar bisa menjadi pemimpin masa depan di sektor perkebunan,” jelasnya.
Mentan optimistis dengan langkah nyata dan komitmen kuat, PTPN dapat menjadi tulang punggung pembangunan sektor pertanian yang berkeadilan sekaligus memastikan Indonesia benar-benar mandiri dalam pangan.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap kesiapan program lumbung pangan nasional yang ditargetkan tercapai pada 2045. Program jangka panjang yang menjadi visi besar Asta Cita Presiden Prabowo itu menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, proses persiapan program lumbung pangan ini telah dilakukan sejak Presiden Prabowo menjabat setahun lalu. Lantaran program jangka panjang, Arief menuturkan persiapan ini membutuhkan waktu dan kesiapan yang tidak singkat.
Menurut data neraca pangan nasional yang dirilis Bapanas dan diperbarui setiap bulan, tingkat sufficient (ketercukupan) per 2 September menunjukkan beberapa pangan pokok, antara lain telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah tercatat tidak membutuhkan pasokan impor. (beritasatu.com/c1)