Bang Aca Dorong Optimalisasi Data Statistik untuk Kebijakan Daerah

CEO Radar Lampung Hi. Ardiansyah, S.H. (kemeja putih, tengah) saat menjadi narasumber pada acara BPS Lampung, Senin (29/9).-FOTO M. TEGAR MUJAHID/RLMG -
BANDARLAMPUNG - CEO Radar Lampung Hi. Ardiansyah, S.H. menegaskan pentingnya pemanfaatan data statistik secara lebih konkret di tingkat kabupaten/kota guna mendukung efektivitas kebijakan pembangunan.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara launching tiga buku dan sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung di Ballroom Swiss-Belhotel, Senin (29/9).
Menurut Bang Aca –sapaan akrabnya, tiga buku yang diluncurkan BPS telah memenuhi dua unsur utama, yakni penting dan menarik. Namun, ia menilai pemahaman masyarakat terhadap data statistik masih menjadi tantangan.
BACA JUGA: Tutup 1.000 Tambang Timah Ilegal di Babel!
’’Unsur penting dan menarik itu sangat tergantung bagaimana kita bisa menceritakannya. Tidak semua orang memahami angka-angka statistik. Nah melalui buku ini, orang yang mungkin tidak begitu memahami statistik bisa ikut memahami isu-isu tersebut,” ujarnya.
Bang Aca mengusulkan agar ekspos data-data domestik lebih menonjolkan kondisi riil di kabupaten/kota. Menurutnya, banyak kebijakan provinsi tidak berjalan optimal karena tidak selaras dengan persoalan di tingkat daerah.
“Justru kabupaten dan kota yang seharusnya lebih memanfaatkan data-data statistik ini. Nilai penting itu ada di sana,” tegasnya.
Namun ia menyayangkan masih banyak kepala daerah yang belum memahami statistik. Karena itu, Bang Aca mengusulkan agar BPS Lampung mengadakan pelatihan khusus.
“Saya usul ke Kepala BPS Lampung, coba diadakan pelatihan untuk para bupati dan wali kota agar mereka lebih dekat dengan data statistik. Kalau kepala daerah tidak paham, yang membaca bawahannya. Dan bawahan biasanya menyampaikan yang baik-baik saja karena takut dimarahi. Ini menjadi persoalan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kecepatan penyampaian informasi yang lebih fokus pada kondisi kabupaten/kota agar data bisa langsung direspons oleh pengambil kebijakan.
Dalam kesempatan tersebut, Bang Aca turut menyinggung terkait target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo.
Bang Aca optimistis itu bisa dicapai dengan catatan pemerintah mampu membaca data secara tepat.
“Target 8 persen bisa tercapai selama kita bisa memotret masalah dengan sudut pandang yang benar berdasarkan data BPS. Tidak semua masalah bisa diselesaikan sekaligus dengan anggaran terbatas. Maka harus ada skala prioritas,” ujarnya.
Ia mencontohkan, jika suatu daerah paling terdampak oleh persoalan kemiskinan, maka energi pembangunan harus difokuskan ke sana terlebih dahulu.