Ratusan Ekonom Ajukan 7 Tuntutan Darurat Ekonomi

Presiden Prabowo Subianto berpidato pada sidang umum PBB d New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9).--FOTO YOUTUBE/BERITASATU

“BPS, Bank Indonesia, KPK, BPK, serta lembaga-lembaga lain harus terbebas dari intervensi partai maupun kepentingan tertentu. Dengan begitu, semua bisa berjalan akuntabel dan transparan,” tegas Lili.

 

Lili mengungkapkan, tujuh tuntutan darurat ekonomi tersebut dirancang sebagai panduan agar pemerintah mampu menjaga stabilitas perekonomian, memperkuat kelembagaan, serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap kebijakan negara.

 

Tujuh tuntutan tersebut, pertama adalah perbaiki alokasi anggaran. Pemerintah didesak memperbaiki misalokasi anggaran dan menempatkannya pada kebijakan dan program yang proporsional. Kedua, kembalikan independensi institusi negara. Mendesak Bank Indonesia, BPS, DPR, MA, MK, KPK, BPK, dan kejaksaan untuk kembali pada marwah serta fungsinya tanpa intervensi pihak tertentu.

 

Ketiga, hentikan dominasi negara di ekonomi. Meminta agar dominasi lembaga seperti Danantara, BUMN, TNI, dan Polri dalam perekonomian dihentikan agar tidak menyingkirkan UMKM, sektor swasta, serta lapangan kerja lokal.

 

Keempat, lakukan deregulasi. Penyederhanaan birokrasi, perizinan, dan lisensi yang menghambat iklim investasi kondusif. Kelima, atasi ketimpangan. Memprioritaskan kebijakan yang menangani ketimpangan dalam berbagai dimensi. Keenam, terapkan kebijakan berbasis bukti. Mendesak pemerintah mengembalikan proses pengambilan keputusan yang teknokratis dan memberantas program populis yang mengganggu stabilitas fiskal. Ketujuh, tingkatkan tata kelola. Membangun kepercayaan publik, menyehatkan tata kelola negara dan demokrasi, termasuk memberantas konflik kepentingan. (beritasatu.com/c1)

 

Tag
Share