AI Jadi Guru Kedua Siswa, Efektif atau Berisiko?

Ilustrasi AI--FOTO FREEPIK/ISTIMEWA
ChatGPT memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kognitif sekaligus mempercepat akses informasi yang relevan. Penelitian ini menunjukkan ChatGPT mampu menyesuaikan dukungan belajar dengan daya serap dan perkembangan kognitif siswa, sehingga hasil belajar menjadi lebih optimal.
Selain riset dari akademisi Indonesia, terdapat pula penelitian internasional yang membahas peran AI dalam pendidikan. Salah satunya adalah kajian berjudul ’’Impact of the Implementation of ChatGPT in Education: A Systematic Review” yang dilakukan oleh Montenegro-Rueda, Fernández-Cerero, Fernández-Batanero, dan López-Meneses pada 2023, diterbitkan di jurnal Computers.
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran dapat meningkatkan akses terhadap informasi secara cepat dan efisien, membantu siswa memahami konsep yang kompleks melalui penjelasan adaptif serta memfasilitasi personalisasi pengalaman belajar sesuai kebutuhan masing-masing siswa.
Namun, riset ini juga menegaskan adanya tantangan. Antara lain, risiko bias informasi, akurasi jawaban yang tidak selalu tepat, serta potensi penyalahgunaan untuk plagiasi akademik.
Karena itu, penggunaan AI dalam pembelajaran perlu diimbangi dengan literasi digital dan pengawasan pendidik.
Meski membawa banyak manfaat, penggunaan AI seperti ChatGPT juga menyimpan potensi risiko. Dampaknya dapat bersifat positif maupun negatif, baik bagi individu, masyarakat, maupun lembaga pendidikan.
AI berpotensi meningkatkan efisiensi pembelajaran, tapi juga menimbulkan tantangan etis. Salah satunya adalah kekhawatiran terkait kejujuran akademik.