Lampung Masuk Lima Besar Side Jobs Tertinggi

Ilustrasi karyawan.-- FOTO ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A.
Faktor utamanya, laki-laki cenderung bekerja di sektor yang lebih fleksibel seperti jasa, perdagangan, atau pekerjaan fisik yang memungkinkan mereka mengambil pekerjaan tambahan.
Perempuan lebih terbebani pekerjaan domestik, sehingga kesempatan mencari penghasilan tambahan lebih terbatas.
Dari sisi generasi, pekerja di atas generasi Z tercatat memiliki sekitar 17,2 juta side jobs atau 11,2% dari total pekerja. Namun, persentase generasi Z yang memiliki pekerjaan sampingan justru lebih tinggi, yakni 12,9% dari total 108,3 juta pekerja generasi Z.
Fenomena ini bisa dijelaskan karena generasi Z banyak terlibat dalam gig economy atau pekerjaan berbasis platform digital yang fleksibel dan memungkinkan mereka menggabungkan beberapa sumber penghasilan.
Namun, data Sakernas kemungkinan belum sepenuhnya menangkap pola kerja ini, karena aktivitas gig economy sering tercatat sebagai pekerjaan utama.
LPEM UI menilai side jobs memiliki dua wajah. Dari sisi positif, rata-rata jam kerja tambahan hanya 12 jam per minggu atau sekitar 2–3 jam per hari. Ini bisa menjadi cara produktif untuk mengoptimalkan waktu, menambah pengalaman, dan meningkatkan penghasilan.
Sisi negatifnya, pekerjaan tambahan di luar jam kerja utama berpotensi menambah tekanan fisik dan mental. Dalam jangka panjang, beban ini dapat memengaruhi kesehatan, produktivitas, bahkan keseimbangan hidup.