RAHMAT MIRZANI

Menikmati "Panda Kecil" Shalwa Permata Tridanty

foto pixabay-foto ilustrasi-

Oleh: Isbedy Stiawan Z.S. - Sastrawan

SATU cerpen karya Shalwa Petmata Tridanty di depan saya. Judulnya "Panda Kecil". Mulanya saya mengira penulis berkisah ihwal hewan bernama panda. 

 

Dugaan saya meleset. Lalu, apa pasal penulis menggunakan nama hewan: panda? Boleh jadi, ini hanya simbol. Seni—dalam hal ini sastra—tak lepas dari simbol (lambang) itu.

 

Sebagai penulis—cerpenis—Shalwa sudah sangat baik. Ia paham prosa. Cara menarasikan cerita yang ia miliki menjadi narasi yang mengalir dan enak dibaca. Shalwa juga paham ejaan bahasa (EYD). Ini modal bagi yang ingin sukses sebagai penulis. Walaupun ada kesalahan ejaan, kesalahan tidak terlalu parah.

BACA JUGA:Kemudahan Pajak untuk UMKM Naik Kelas

Seperti sudah saya katakan, Shalwa tampak sudah terlatih menulis cerita pendek (cerpen). Ini terlihat caranya merangkai kata jadi kalimat yang condong kalimat pendek. Tiap alinea, ia memulainya begitu rapi. Bahkan, cara ia membuka paragraf pertama, berbeda sekali dengan penulis remaja yang kadang bertele-tele. 

 

Misalnya, kelewahan ketika menarasikan tokoh (kau atau dia juga aku); berpanjang-panjang. Termasuk saat Shalwa menggambarkan langkah saat berjalan dengan dibumbui suara.

 

Ini alinea (paragraf) pembuka cerpen "Panda Kecil" yang menurut saya sudah baik (berhasil).

 

"Lea!" 

Tag
Share