Neraca Perdagangan Lampung Surplus US$418,39 Juta, Ekspor Naik Tajam, Impor Turun

BPS Provinsi Lampung merilis data perdagangan luar negeri Juli 2025 yang menunjukkan surplus besar, ditopang peningkatan ekspor dan penurunan impor. - foto IST --

Untuk deflasi bulanan, Kota Bandar Lampung mencatat deflasi terdalam 1,81 persen, sementara deflasi terendah terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 0,40 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2025 mencapai USD20,57 miliar, turun 5,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan impor migas anjlok 29,36 persen yoy menjadi USD2,51 miliar. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar USD18,06 miliar, terkoreksi 1,29 persen secara tahunan.

’’Penurunan nilai impor year on year terutama dipicu turunnya impor migas dengan andil 4,78 persen,” jelas Pudji dalam rilis BPS, Senin (1/9).

Berdasarkan penggunaan, impor barang konsumsi dan bahan baku atau penolong mengalami kontraksi. Impor barang konsumsi turun 2,74 persen, sedangkan bahan baku penolong merosot 11,94 persen dengan andil penurunan 8,80 persen. Sebaliknya, impor barang modal justru naik 18,84 persen.

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang Januari-Juli 2025 mencapai USD136,51 miliar, tumbuh 3,41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Rinciannya, impor migas tercatat USD18,38 miliar atau turun 14,79 persen, sementara impor nonmigas mencapai USD118,13 miliar, naik 6,97 persen yoy.

’’Secara kumulatif, kenaikan impor terutama didorong oleh bahan baku penolong dan barang modal,” ungkap Pudji.

Sementara itu, BPS mencatat kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2025 tetap positif meski harga komoditas global bervariasi. Pudji menyampaikan ekspor Juli 2025 mencapai USD24,75 miliar atau naik 9,86% dibanding Juli 2024.

“Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh ekspor nonmigas, sementara ekspor migas tercatat USD0,94 miliar,” ucap Pudji.

Secara kumulatif, sepanjang Januari-Juli 2025 nilai ekspor Indonesia mencapai USD160,16 miliar atau tumbuh 8,03% yoy.

Rinciannya, ekspor migas turun 14,56% menjadi USD7,97 miliar, sedangkan ekspor nonmigas naik 9,55% menjadi USD152,25 miliar.

Menurut sektor, peningkatan ekspor nonmigas terbesar berasal dari industri pengolahan dan pertanian. Industri pengolahan masih menjadi penopang utama dengan andil 12,81% terhadap pertumbuhan ekspor Januari–Juli 2025.

Produk yang mencatat kenaikan tinggi meliputi minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar bukan organik, barang perhiasan, hingga semikonduktor dan komponen elektronik.

Dari sisi negara tujuan, nilai ekspor ke Tiongkok mencapai USD34,46 miliar atau naik 8,09% dibanding periode Januari-Juli 2024. Sementara ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa juga meningkat, meski ke India mengalami penurunan.

Tag
Share