Penipuan Online Menggila

Ilustrasi SLIK OJK-FOTO BERITASATU.COM/CITRA -

OJK Catat Kerugian akibat Scam Capai Rp4,6 T 

JAKARTA - Penipuan digital atau online scam masih menjadi ancaman serius bagi ekosistem keuangan digital di Indonesia. Guna mengatasi hal ini, kolaborasi antara regulator dan pelaku industri dinilai sangat penting.

Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Aldi Haryopratomo, menekankan bahwa pemberantasan aktivitas keuangan ilegal tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu gotong royong seluruh pemangku kepentingan di sektor jasa keuangan.

’’Hari ini kita berkumpul untuk tujuan bagaimana kita bisa bersama-sama diskusi dan membuat komitmen untuk memberantas segala hal terkait scam, aktivitas illegal. Ini butuh kolaborasi antara semua pihak industri,” ujar Aldi dalam sambutan di acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal, Selasa (19/8).

 

Menurut Aldi, kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan digital juga harus dibangun lewat edukasi. ’’Kampanye tidak cukup hanya lewat seminar, tetapi juga harus menyentuh platform populer seperti media sosial dan film,’’ ungkapnya.

 

Aldi mengungkapkan bahwa berdasarkan survei 2025, penipuan online merupakan kasus keamanan tertinggi di Indonesia dengan tingkat korban mencapai 22,12% dari total pengguna internet. ’’Bahkan dari November 2024 hingga Januari 2025, total kerugian akibat berbagai bentuk scam diperkirakan mencapai Rp476 miliar dengan lebih dari 1,2 juta pengaduan yang masuk,’’ katanya.

 

Menurut Aldi, tata kelola dan keamanan siber harus diperkuat secara menyeluruh, baik oleh regulator maupun pelaku industri.

 

’’Kita harus menciptakan persepsi dan kesan bahwa sistem keuangan digital ini aman, jauh dari penipuan. Cyber security, governance, itu semuanya sangat penting untuk kita kuatkan bersama-sama,” tegas Aldi.

 

Aldi menambahkan, sistem keuangan digital yang aman dan tepercaya bukan hanya akan meningkatkan kepercayaan publik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. ’’Layanan keuangan digital inilah yang akan menciptakan sebuah ekonomi yang tidak hanya maju dan tumbuh 8%, tetapi juga inklusif dan benar-benar bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ungkapnya.

Tag
Share