Penyelundupan 2 Kg Sabu Disembunyikan di Kolong Truk

DITANGKAP: BNNP gagalkan penyelundupan narkoba 2 kg sabu-FOTO IST-
BANDARLAMPUNG - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu seberat lebih dari 2 kilogram.
Barang haram tersebut ditemukan tersimpan rapi di bawah sasis truk Colt Diesel warna kuning, dengan nomor polisi B 9831 XU.
Dalam konferensi pers yang digelar, Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Norman Widjajadi mengungkapkan bahwa penangkapan dilakukan pada Selasa 12 Agustus 2025 sekitar pukul 19.10 WIB.
BACA JUGA:Motor Honda Impian Kini Makin Mudah Terwujud
"Penindakan berlangsung di pintu masuk Tol Bakter, kawasan Natar, Desa Candimas, Kabupaten Lampung Selatan," jelasnya, Jumat 15 Agustus 2025.
Pelaku berinisial SA (Sintra Akasa), warga Kelurahan Kemangagung, Kecamatan Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, ditangkap saat mengemudikan truk yang telah dimodifikasi untuk menyembunyikan sabu.
“Sebanyak dua paket besar sabu ditemukan di bagian bawah truk, tepatnya di bantalan sasis yang sudah dimodifikasi dengan tambahan papan kayu sebagai tempat penyimpanan,” jelas Brigjen Norman.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, SA mengaku mendapat perintah dari seorang buron berinisial Baim, yang diduga berasal dari jaringan Malaysia. Truk serta sabu disebut telah disiapkan terlebih dahulu oleh Baim.
SA hanya ditugaskan untuk mengantarkan barang tersebut dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, menuju wilayah Lampung.
Informasi mengenai pengiriman sabu ini pertama kali diterima oleh Tim Opsnal BNNP Lampung pada tanggal 12 Agustus 2025 sekitar pukul 11.00 WIB. Tim kemudian melakukan pemantauan intensif dan melakukan penyergapan di malam harinya.
“Setelah truk diberhentikan dan digeledah, kami temukan dua bungkus besar sabu bertuliskan ‘Chinese of Tea’,” ujar Brigjen Norman.
Selanjutnya, sekitar pukul 20.00 WIB, BNNP Lampung bersama Kanwil Bea Cukai Sumbagbar melakukan upaya pengembangan dengan metode control delivery di area pintu keluar tol Kota Baru, dekat Institut Teknologi Sumatera (Itera).
Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena nomor telepon penerima paket tidak aktif dan tidak dapat dilacak keberadaannya.
“Nomor yang digunakan hanya aktif untuk komunikasi via WhatsApp, kemungkinan besar sudah dibuang setelah transaksi,” tambahnya.