Pemprov Bidik Pendapatan dari SP3D

Sekretaris Provinsi Lampung Marindo Kurniawan pimpin rapat pembahasan optimalisasi pendapatan daerah dari sektor sumbangan pihak ketiga kepada daerah (SP3D) di ruang rapat sekretaris provinsi, Kamis (14/8/2025). DPRD Sepakat Ajak P-FOTO DOK BIRO ADPIM-

BACA JUGA: Waspada Chikungunya!

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, pelemahan tersebut tidak terlepas dari eskalasi ketegangan geopolitik global yang turut berdampak pada arus investasi internasional.

“Tidak bisa kita pungkiri, dinamika geopolitik yang memanas tentu memberikan efek terhadap iklim investasi secara global,” ujarnya saat konferensi pers di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Selasa (29/7/2025).

Meski begitu, pemerintah melihat peluang dari kondisi tersebut. Fokus diarahkan pada penguatan kontribusi investor domestik agar mampu mendukung perekonomian nasional secara lebih optimal.

“Kita juga memberikan prioritas bagi investor dalam negeri supaya mereka lebih terdorong menanamkan modalnya di Indonesia,” imbuh Rosan.

Sepanjang semester I 2025, realisasi investasi nasional tercatat sebesar Rp 942,9 triliun. Angka ini setara dengan 49,5% dari target investasi nasional tahun ini sebesar Rp 1.905,6 triliun. Dari total tersebut, sektor investasi telah menyerap tenaga kerja hingga 1,259 juta orang.

Jika dirinci, kontribusi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 510,3 triliun atau 54,1%, sedangkan PMA tercatat Rp 432,6 triliun atau 45,9% dari total investasi.

Menyadari pentingnya investasi dalam menopang pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus berupaya mendorong capaian realisasi melalui kolaborasi lintas kementerian/lembaga, termasuk kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia.

“Sinergi dengan Danantara juga turut meningkatkan kepercayaan investor. Yang terpenting bagi kami, realisasi investasi tetap sesuai dengan target yang telah dicanangkan,” tegas Rosan.

Dari sisi geografis, realisasi investasi di luar Pulau Jawa tercatat lebih tinggi, yaitu Rp 476 triliun atau 50,5%, sementara di Pulau Jawa sebesar Rp 466,9 triliun atau 49,5%.

Secara sektoral, investasi terbagi ke dalam sektor primer sebesar 15,4%, sektor sekunder 39,2%, dan sektor tersier sebesar 45,4%.

Lima subsektor penyumbang investasi terbesar pada semester I 2025, yakni industri logam dasar, barang logam (bukan mesin dan peralatannya) Rp 134,4 triliun (14,3%, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi Rp 110,7 triliun (11,7%), pertambangan Rp 102,2 triliun (10,8%), jasa lainnya Rp 85,7 triliun (9,1%), dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 75 triliun (8%). (adpim/c1/abd)

 

Tag
Share