Truk Impor asal Tiongkok Banjiri RI

TERTEKAN: Perusahaan karoseri menghadapi tekanan akibat banyak truk impor asal Tiongkok di pasar domestik yang berimbas pada menurunnya pesanan karoseri.--FOTO DOK. HDP
Industri Karoseri Domestik Tertekan
JAKARTA - Industri lokal, termasuk sektor karoseri, menghadapi tekanan berat. Penyebabnya, truk-truk asal Tiongkok mulai membanjiri pasar Indonesia dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) sehingga menggerus peluang produsen dalam negeri.
Pengurus sekaligus Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) Sommy Lumajeng mengungkapkan, adanya aktivitas tersebut tentu memberikan pukulan bagi industri karoseri maupun agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang ada di Tanah Air.
"Impor yang tak terkendali, ditambah pemanfaatan masterlist dan berbagai fasilitas lainnya, berpotensi menggerus pangsa pasar industri lokal. Dampaknya dirasakan baik oleh agen pemegang merek (APM) yang menjual sasis maupun oleh pelaku usaha karoseri," ujar Sommy, Selasa (12/8).
Pada kesempatan tersebut, Sommy juga mengungkapkan perlunya tindakan atau proteksi dari pemerintah agar industri lokal, baik karoseri, ATPM, maupun industri perakitan truk dapat terjaga dengan baik.
Sommy mengungkapkan, truk asal Tiongkok ini diimpor melalui masterlist impor atau kategori barang modal, bahan baku, atau peralatan yang dapat diimpor tanpa dikenakan bea masuk dan/atau pajak tertentu, sebagai fasilitas bagi kegiatan investasi di Indonesia.
Selain itu, truk asal Tiongkok umumnya dibanderol dengan harga lebih murah dibandingkan truk produksi lokal. Kondisi ini membuat banyak pelaku usaha, khususnya di sektor pertambangan, cenderung memilih opsi yang lebih ekonomis tersebut.