Mensesneg Bantah Istana Terlibat dalam Isu Munaslub Golkar

Mensesneg Prasetyo Hadi menegaskan isu Munaslub Golkar bukan urusan Istana dan meminta publik tidak selalu mengaitkan dinamika partai dengan pemerintah.-FOTO DISWAY -
JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membantah keterlibatan Istana dalam isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Ia menegaskan dinamika internal partai tidak ada hubungannya dengan pihak Istana.
’’Tolong jangan segala sesuatu itu selalu dikaitkan dengan Istana,” ujar Prasetyo kepada wartawan di Istana Negara, Selasa (5/8).
Ia mengakui bahwa Partai Golkar merupakan salah satu partai utama dalam koalisi pemerintah. Namun, jika terjadi dinamika di internal partai, hal tersebut bukan menjadi urusan Istana.
“Ketua Umum Partai Golkar juga sudah menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar. Dari pemerintah, kami meminta agar segala persoalan internal partai tidak selalu diarahkan ke Istana,” tegasnya.
Politikus Partai Gerindra itu juga menyampaikan bahwa saat ini fokus utama pemerintah adalah menuntaskan berbagai program prioritas yang telah dirancang Presiden Prabowo Subianto.
“Saat ini kami sedang berkonsentrasi untuk merealisasikan program-program yang menjadi prioritas, salah satunya adalah makan bergizi gratis untuk siswa dan ibu hamil,” jelasnya.
Sebelumnya, mencuat isu bahwa Partai Golkar akan segera menggelar Munaslub untuk menggantikan posisi Ketua Umum Bahlil Lahadalia. Bahkan, beredar spekulasi bahwa Istana diduga ikut campur dalam rencana tersebut.
Namun demikian, pemerintah melalui Mensesneg menegaskan tidak ada keterlibatan dalam dinamika tersebut dan mengajak semua pihak untuk tidak menciptakan kegaduhan politik yang tidak perlu.
Diketahui Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Golkar, Abdul Rahman Farisi, menilai isu ini tidak memenuhi standar jurnalistik dan hanya merupakan framing untuk mendiskreditkan Bahlil.
Ia menegaskan bahwa Golkar sedang fokus pada konsolidasi melalui Musyawarah Daerah (Musda) di seluruh DPD provinsi.
Senada, politikus senior Golkar Nurdin Halid menyebut isu Munaslub sebagai “isu murahan” yang tidak perlu direspons serius.
Ia menegaskan bahwa hubungan Bahlil dan Presiden Prabowo baik-baik saja, bahkan semakin dekat.
Kalangan elit Golkar di Jakarta juga menyebut wacana ini sebagai “halusinasi politik” yang dihembuskan oleh pihak yang iri dengan soliditas Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil.
Partai, disebutnya, tetap solid dari pusat hingga daerah, dengan program konsolidasi berjalan maksimal.
Di media sosial, wacana Munaslub memicu beragam reaksi. Akun X @Melihat_IXXX menyebut isu ini diperkuat oleh gelombang ketidakpuasan internal dan sinyal restu dari Istana. Sementara itu, akun @heralddoXXX menyebut bahwa Bahlil dianggap tidak lagi representatif sebagai ketua umum. Namun, akun @radaraktXXX menegaskan bahwa isu ini hanyalah asumsi spekulatif yang tidak relevan dengan realitas soliditas Golkar.
Munaslub bukanlah hal asing bagi Golkar. Pada Agustus 2024, Golkar menggelar Munaslub untuk menggantikan Airlangga Hartarto, yang mengundurkan diri dengan alasan menjaga keutuhan partai. Bahlil terpilih sebagai kandidat tunggal dalam forum tersebut.
Sebelumnya, pada 2016, Golkar juga menggelar Munaslub di tengah gejolak internal, dengan delapan kandidat ketua umum, termasuk Airlangga Hartarto dan Setya Novanto.
Menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, Munaslub dapat digelar atas permintaan setidaknya separuh DPD provinsi dan organisasi kemasyarakatan partai.
Namun, petinggi Golkar menegaskan bahwa saat ini tidak ada alasan mendesak untuk Munaslub, karena kepemimpinan Bahlil masih berjalan sesuai jalur. (jpnn/c1/abd)