Jaringan Judol Tiongkok-Kamboja Dibongkar

Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro.--FOTO ANTARA/DHEMAS REVIYANTO
JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri membongkar jaringan judi online (judol) lintas negara yang bermarkas di Tiongkok dan Kamboja. Operasi aktif judol di wilayah Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Dalam pengungkapan ini, para pelaku diketahui meraup keuntungan fantastis hingga Rp20 miliar hanya dalam waktu 10 bulan. ’’Keuntungan dari masing-masing lokasi bisa mencapai Rp15 miliar–Rp20 miliar,” ungkap Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, Minggu (20/7).
Para pengelola server dan tim marketing judol dibantu operator lokal yang digaji antara Rp7 juta-Rp10 juta per bulan. Dalam penggerebekan ini, polisi menangkap 22 tersangka. Di antaranya NKP sebagai admin keuangan serta RA, DN, dan AN sebagai pengelola server dan marketing.
Sisa tersangka lainnya, yakni SY hingga SA, berperan sebagai operator yang menjalankan teknis harian penyebaran promosi situs judol. Sebanyak dua domain yang dikendalikan para tersangka dari Indonesia adalah Akasia899 dan Tanjung899.
Server situs tersebut diketahui berada di Tiongkok dan Kamboja, tetapi operasionalnya dijalankan dari Indonesia. ’’Modus mereka adalah menggunakan ribuan akun WhatsApp yang dibuat dengan kartu perdana terdaftar untuk menyebar promosi secara masif,” lanjut Djuhandhani.
Setiap hari, para operator bisa membuat hingga 500 akun WhatsApp untuk menyebarkan ribuan pesan broadcast berisi ajakan bergabung, kemudahan deposit, dan iming-iming pencairan dana cepat (withdraw).
Polri juga mengungkap modus pencucian uang yang dilakukan jaringan ini. Dana hasil kejahatan disamarkan melalui rekening atas nama orang lain (nominee), termasuk melalui mata uang kripto yang dicairkan lewat payment gateway seolah-olah merupakan transaksi jual beli barang. (beritasatu.com/c1)