Waspadai Minus Tinggi! Dewi Yull Alami Kebutaan Mata Kanan karena Ablasi Retina

Reporter: Mitra |

Editor: Taufik Wijaya |

Sabtu , 05 Jul 2025 - 10:01

Ilustrasi ablasi retina.-Foto Freepik-

waspadai minus tinggi! dewi yull alami kebutaan mata kanan karena ablasi retina                            radar lampung - kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan tanah air. aktris senior dewi yull mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kebutaan permanen pada mata kanannya akibat ablasi retina, kondisi serius yang disebabkan oleh rabun jauh (minus) ekstrem.
dalam wawancara terbarunya, dewi mengaku sudah mulai merasakan gangguan penglihatan sejak 2023. namun karena tidak segera menjalani pemeriksaan, gangguan tersebut berkembang menjadi pelepasan retina, yang mengakibatkan hilangnya fungsi penglihatan di mata kanan.
“sekarang saya hanya mengandalkan mata kiri. tapi tetap saya syukuri, karena masih bisa beraktivitas dan berkarya,” ujar dewi.
ia menjelaskan bahwa minus matanya sangat tinggi, yakni -25 pada mata kanan dan -19 di mata kiri. kondisi ini membuat bentuk bola matanya menjadi lebih cembung dari normal, sehingga lebih rentan mengalami pelepasan retina.
“retinanya lepas dari tempatnya, karena bola mata saya cembung sekali. ternyata itu sudah ada gejala, tapi saya abaikan,” tambahnya.
meski mengalami keterbatasan penglihatan, dewi tetap menjalani hidup dengan semangat dan rasa syukur. ia menganggap kejadian ini sebagai bagian dari perjalanan hidup yang harus diterima dengan lapang dada.
apa itu ablasi retina?
ablasi retina adalah kondisi ketika lapisan retina—bagian mata yang bertugas menerima cahaya—terlepas dari jaringan penopangnya. jika dibiarkan, suplai oksigen dan nutrisi ke retina akan terputus, berpotensi menyebabkan kebutaan permanen.
jenis-jenis ablasi retina:

rhegmatogenous

terjadi akibat robekan pada retina, memungkinkan cairan masuk dan menyebabkan retina terangkat. umum pada penderita miopi berat.

traksional

disebabkan oleh jaringan parut yang menarik retina, sering terjadi pada penderita diabetes dengan komplikasi di mata.

eksudatif

terjadi karena penumpukan cairan di balik retina tanpa adanya robekan, bisa disebabkan peradangan, tumor, atau tekanan darah tinggi.
faktor risiko ablasi retina:

miopi berat (rabun jauh tinggi)
usia di atas 50 tahun
riwayat cedera atau operasi mata
riwayat keluarga dengan ablasi retina
penyakit mata kronis, seperti uveitis

gejala yang harus diwaspadai:

kilatan cahaya tiba-tiba (fotopsia)
munculnya bintik-bintik hitam (floaters)
penglihatan seperti tertutup tirai atau bayangan abu-abu
gejala tersebut harus segera ditangani oleh dokter mata untuk mencegah kerusakan permanen.

pentingnya pemeriksaan rutin
menurut community eye health journal, diagnosis dan penanganan cepat merupakan kunci keberhasilan pengobatan ablasi retina. bagi mereka dengan minus tinggi, pemeriksaan retina secara berkala sangat dianjurkan.
dewi yull pun menekankan pentingnya kewaspadaan bagi masyarakat:
“kalau sudah ada gelembung atau bayangan di mata, jangan tunda ke dokter. apalagi yang matanya minus tinggi,” pesannya.
pelajaran penting dari dewi yull
kisah dewi yull menjadi pengingat kuat bahwa gangguan mata akibat minus tinggi bukan hal sepele. ablasi retina bisa terjadi secara tiba-tiba dan berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
dengan kesadaran dan deteksi dini, risiko kehilangan penglihatan permanen bisa ditekan. jaga mata, jaga kualitas hidup. jangan anggap remeh tanda-tanda gangguan penglihatan, dan segera konsultasi ke spesialis mata jika mengalami gejala mencurigakan. (*)