Lulusan PTKIN dan PTKIS Kerap Dipandang Sebelah Mata

RADAR - BACA KORAN--

Menag Minta Perubahan Sistem

JAKARTA - Selama ini, lulusan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) maupun swasta (PTKIS) kerap dipandang sebelah mata. Kondisi ini diakui oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. 

Nasaruddin meminta ada perubahan sistem di kampus keagamaan Islam supaya alumninya lebih siap menghadapi perubahan zaman. Dia menekankan pentingnya perubahan dalam sistem pendidikan tinggi keagamaan. Tujuannya supaya lulusan PTKI tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. 

 

Menurut Nasaruddin, selama ini alumni PTKI negeri maupun swasta seringkali dinilai memiliki kelemahan. Tapi, baginya kelemahan itu justru menjadi ciri khas. ’’Selama ini alumni PTKI sering dinilai punya kelemahan. Bagi kami, itu bukan kelemahan. Melainkan sebuah trademark. Yang perlu diubah justru lingkungan pacunya agar lebih kompetitif,” ujarnya.

 

Nasaruddin juga menyoroti karakter khas alumni PTKI yang mayoritas berasal dari pesantren sehingga memiliki cara berpikir yang luas dan mendalam. Nasaruddin mengingatkan pentingnya menempatkan sikap tawadhu secara tepat. ’’Alumni PTKI harus tetap rendah hati. Tapi, juga tidak ragu untuk menunjukkan keahliannya. Di sisi yang lain, jangan sombong. Sebab dalam suatu riwayat disebutkan, orang sombong tidak akan mencium bau surga,” ungkapnya. 

 

Nasaruddin mengimbau mahasiswa dan alumni PTKI untuk menjaga marwah atau kehormatan diri. ’’Dengan terus menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Juga tidak pasrah dalam menghadapi kompetisi di masyarakat,’’ imbaunya. 

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menjelaskan bahwa program PRIMA Magang PTKI adalah respons konkret terhadap tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi sebagaimana dirilis BPS pada 2023. ’’Karena itu, lulusan tidak hanya perlu ijazah. Tapi, juga keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan kesiapan mental,” katanya. 

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PTKI Kemenag Sahiron menjelaskan bahwa PRIMA Magang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada keterampilan baru yang relevan, termasuk teknologi artificial intelligence (AI). ’’Alumni kita harus memperhatikan hal-hal ukhrawi, tapi juga jangan meninggalkan aspek duniawi. Mahasiswa akan dibekali ilmu, skill tambahan, bahkan pengenalan teknologi seperti AI,” ujarnya. (jpc/c1)

 

Tag
Share