Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh

Intan Fajar Suri, S.Hut., M.Sc. - Dosen Jurusan Kehutanan Unila dan Anggota Ikaperta Unila-FOTO IST-
Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment
Oleh: Intan Fajar Suri, S.Hut., M.Sc.
DALAM dunia yang makin sadar akan pentingnya pembangunan berkelanjutan, kebutuhan akan bahan bangunan yang ramah lingkungan, terbarukan, dan tahan lama terus meningkat. Kayu menjadi salah satu jawaban. Tetapi, tidak semua kayu diciptakan setara.
Kayu dari jenis-jenis cepat tumbuh, yang biasanya ditanam sebagai solusi atas krisis deforestasi dan keterbatasan hutan alam, sering memiliki masalah, antara lain ringan, kurang padat, warnanya pucat, dan gampang rusak.
BACA JUGA:Sidang Kurir 159 Kg Ganja Asal Padang Kembali Ditunda, Jaksa Belum Siap Bacakan Tuntutan
Lalu, apa gunanya menanam pohon dalam waktu singkat kalau hasilnya tidak tahan lama? Di sinilah perlakuan panas atau heat treatment bermain peran penting. Teknologi ini bukan sekadar memanggang kayu. Ini adalah proses yang bisa dibilang "membentuk" kayu dengan memberi tekanan dan suhu tertentu, agar ia menjadi lebih stabil, lebih cantik, dan lebih tahan terhadap cuaca maupun jamur.
Kita semua tahu bahwa pohon-pohon cepat tumbuh adalah harapan untuk memenuhi kebutuhan kayu tanpa menebang hutan alami. Tapi saat kayu jenis ini dipanen, kualitasnya belum tentu sebanding dengan kayu keras tropis yang tumbuh puluhan tahun.
Umumnya kayu ini ringan, mudah menyerap air, cepat berubah bentuk, dan tidak tahan serangan organisme perusak. Tak heran jika pasarnya sempit, kecuali jika kita bisa memperbaiki sifat-sifat itu.
Di sektor konstruksi, misalnya, permintaan akan bahan bangunan yang tahan lama dan estetis sangat tinggi. Tapi kayu cepat tumbuh belum mampu bersaing jika kualitasnya tidak ditingkatkan. Maka dari itu, pengembangan teknologi pasca-panen, seperti heat treatment, menjadi kunci. Dengan perawatan yang tepat, kayu yang dulunya hanya dipakai sebagai kayu sekunder bisa naik kelas menjadi material utama.
Heat treatment bisa diibaratkan seperti "pembakaran karakter" kayu. Proses ini dilakukan dengan memanaskan kayu pada suhu tinggi, biasanya antara 160–220C, dalam kondisi terkontrol. Ada berbagai media yang dapat digunakan sebagai penghantar panas ke kayu yang sudah banyak digunakan, antara lain udara (air heat treatment), uap, nitrogen, hingga minyak (oil heat treatment).
Perubahan yang terjadi luar biasa. Warna kayu jadi lebih gelap dan menarik (sesuatu yang lebih digemari pasar). Daya serap air berkurang drastis, artinya kayu jadi lebih stabil bentuknya saat terkena hujan-panas. Bahkan ketahanan terhadap jamur dan rayap pun meningkat, karena panas menghancurkan bagian kayu yang biasa disukai organisme itu.
Yang lebih menarik lagi, penggunaan minyak sebagai media pemanas membawa dua keuntungan: prosesnya lebih cepat dan hasilnya lebih seragam. Minyak juga memberi perlindungan ekstra di permukaan, seolah-olah melapisi kayu dari dalam.
Selain itu, heat treatment juga dapat mengurangi emisi karbon tidak langsung. Kayu yang lebih awet tidak perlu diganti dalam waktu singkat. Ini berarti penghematan sumber daya dan energi untuk produksi dan transportasi kayu baru. Dalam jangka panjang, siklus hidup produk kayu yang lebih panjang berarti lebih sedikit limbah dan lebih besar manfaat ekonomi.
Selama ini, kalau bicara soal meningkatkan daya tahan kayu, banyak orang berpikir tentang bahan kimia seperti pengawet, cat, dan sebagainya. Tapi bahan kimia bisa bocor, mencemari tanah dan air. Heat treatment tidak menggunakan bahan kimia tambahan. Prosesnya bersih, dan hasilnya tahan lama.