Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh

Intan Fajar Suri, S.Hut., M.Sc. - Dosen Jurusan Kehutanan Unila dan Anggota Ikaperta Unila-FOTO IST-

Bayangkan jika teknologi ini diterapkan luas pada industri kayu di Indonesia. Kayu cepat tumbuh yang tadinya hanya cocok untuk peti atau kemasan, bisa diubah menjadi bahan bangunan, mebel outdoor, bahkan dinding rumah yang tahan cuaca. Tanpa harus menunggu puluhan tahun.

Lebih jauh lagi, jika teknologi ini dipadukan dengan pendekatan desain berkelanjutan, potensi ekspor produk kayu lokal akan meningkat. Negara-negara maju semakin menuntut produk yang tidak hanya bagus, tapi juga etis dan ramah lingkungan. Kayu hasil perlakuan panas bisa menjadi salah satu jawabannya.

Tentu saja, ada tantangan. Peralatannya tidak murah, dibutuhkan pelatihan, dibutuhkan riset agar tiap jenis kayu cepat tumbuh mendapatkan suhu dan durasi perlakuan yang optimal. Namun bila dibandingkan dengan manfaat jangka panjangnya, yaitu produksi kayu berkualitas tinggi dari bahan yang murah dan cepat tumbuh, investasi ini sangat masuk akal.

Salah satu tantangan lainnya adalah edukasi pasar. Konsumen perlu diyakinkan bahwa kayu hasil perlakuan panas bukan kayu "biasa". Ini produk unggul, baik dari segi estetika, ketahanan, maupun keberlanjutan. Oleh karena itu, pelaku industri juga harus aktif memasarkan dan mengedukasi publik tentang keunggulan ini.

Apalagi kalau kita ingat bahwa dunia sekarang sedang memburu bahan bangunan rendah karbon. Beton dan baja mahal secara emisi. Kayu bisa jadi solusi, asal kualitasnya memadai. Di sinilah heat treatment bisa membuka pintu.

Heat treatment bukan teknologi baru. Tapi aplikasinya pada kayu cepat tumbuh bisa jadi revolusi kecil yang membawa perubahan besar, yang dapat menjembatani jurang antara kecepatan tumbuh dan kualitas akhir. Dan memberi nilai tambah tanpa bahan kimia. Dan yang lebih penting dapat membuka pasar bagi kayu lokal yang selama ini kurang dihargai dan diminati.

Dalam panas, kayu berubah. Dari ringan dan rapuh, menjadi kuat dan anggun. Mungkin, dalam panas itulah masa depan industri kayu berkelanjutan ditempa. Dan mungkin juga, dari sana muncul generasi baru produk kayu Indonesia yang tidak hanya memenuhi kebutuhan, tapi juga membanggakan di panggung global. (*)

 

*) Dosen Jurusan Kehutanan Unila dan Anggota Ikaperta Unila

 

Tag
Share