Serukan Gencatan Senjata di Gaza dan Israel

BERTEMU: Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri Lawrence Wong. -FOTO IST -

“Dan pada besok hari, pembicaraan-pembicaraan terkait hubungan bilateral kedua negara dan kerjasama dengan Singapura, antara Indonesia dan Singapura itu akan kita dalam diskusikan dalam bentuk-bentuk yang lebih tangible dan konkur,” tutupnya.

Disisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan melakukan ekspor energi bersih ke Singapura.

BACA JUGA:HUT ke-79 Kabupaten Lamteng, DPRD Siap Kawal Pembangunan demi Kesejahteraan Masyarakat

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan di subsektor energi bersih.

“Sesuai arahan Presiden untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan (win-win), kami telah meminta pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan,” kata Bahlil di Singapura, Senin, 16 Juni 2025.

Lebih lanjut, ia mengatakan kerja sama itu telah tertuang dalam MoU yang ditekan sejak di Jakarta pada Jumat, 14 Juni 2025. Ia menyebut hal ini telah dilalui dengan melalui negosiasi panjang.

“Apa yang kita lakukan hari ini merupakan rangkaian panjang dari komunikasi, negosiasi, antara kedua belah negara dalam rangka membangun kerja sama saling menguntungkan,” jelasnya.

Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut, nilai investasi awal ditaksir mencapai 10 miliar dolar AS, belum termasuk nilai tambahan dari pembangunan kawasan industri.

“Kawasan industri ini akan kita bangun bersama di Karimun dan Bintan agar dekat dengan Singapura. Total investasi di luar itu saja sudah sekitar 10 miliar USD, dan yang terpenting, calon-calon investornya pun sudah ada,” ungkap Bahlil.

Di samping itu, kata Bahlil, Singapura juga meminta agar Indonesia bisa menerima carbon capture and storage (CCS). Ia mengatakan teknologi CCS akan diimplementasikan melalui MoU terpisah di bidang tersebut. Menurut Bahlil, kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi nasional. (disway/c1/yud)

Tag
Share