Momen Langka: Prabowo, Gibran, dan Megawati Hadir Bersama di Upacara Hari Lahir Pancasila

Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terlihat hadir bersama di upacara Hari Lahir Pancasila, Jakarta, Senin (2/6). -FOTO ISTIMEWA -

JAKARTA – Sebuah momen langka tersaji dalam upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar di gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Senin (2/6). Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlihat hadir bersama dalam satu rangkaian acara.
Kehadiran ketiganya dalam satu frame menjadi perhatian publik, mengingat dinamika hubungan politik yang sempat memanas, terutama antara Megawati dan Gibran. Sejak Gibran mencalonkan diri sebagai wakil presiden di Pilpres 2024 tanpa restu PDIP, hubungan politik tersebut dikabarkan merenggang. Gibran pun secara resmi keluar dari PDIP jelang pencalonan.
Namun hari ini, suasana tampak berbeda. Ketiganya tampak tenang dan berjalan berdampingan menuju lokasi upacara. Presiden Prabowo mengenakan jas abu-abu dan peci hitam, Wapres Gibran tampil dalam setelan jas hitam dan peci senada, sedangkan Megawati hadir dengan seragam putih sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Selain ketiga tokoh tersebut, upacara kenegaraan ini juga dihadiri sejumlah tokoh nasional dan jajaran menteri Kabinet Merah Putih. Tampak hadir Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno dan Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla.
Dari jajaran menteri, hadir Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menko PMK Pratikno, Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono, Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menpan RB Rini Widyantini, Mendagri Tito Karnavian, Menteri PU Dody Hanggodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menkeu Sri Mulyani, serta Menteri Bappenas Rachmat Pambudy.
Sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara juga turut hadir, seperti Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua MK Suhartoyo, Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua KPK Setyo Budiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Momen ini diharapkan menjadi sinyal positif bagi soliditas elite politik nasional, khususnya dalam menjaga semangat persatuan dan ideologi Pancasila di tengah dinamika politik tanah air.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan komunikasi antara Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri masih terjalin baik usai pertemuan mereka pada 7 April 2025.
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, saat momen Lebaran.
’’Masih (berkomunikasi), iya, ngobrol yang ringan-ringan,” ujar Muzani saat ditemui di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Rabu (21/5).
Meski demikian, Muzani enggan menjelaskan secara detail topik yang dibahas dalam komunikasi keduanya. Ia hanya menegaskan bahwa pembicaraan mereka bersifat santai dan tidak membahas isu berat.
Rencananya, Prabowo dan Megawati kembali dijadwalkan bertemu dalam acara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (20/5). Namun, pertemuan lanjutan itu urung terjadi.
“Acara BPIP kemarin sebenarnya hampir mempertemukan keduanya, tapi batal karena kesibukan masing-masing,” jelas Muzani.
Ia mengungkapkan bahwa Prabowo pada hari itu tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke Thailand, sebelum kembali ke Jakarta untuk agenda lain.
“Akhirnya, kedua tokoh sepakat untuk tidak memaksakan pertemuan,” tambahnya.
Sebelumnya Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai rencana pertemuan antara Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto memiliki makna politis yang mendalam.
Ia menyebut interaksi keduanya tak bisa dilepaskan dari konteks hubungan politik nasional, termasuk dinamika antara PDIP dan mantan Presiden Joko Widodo.
Pernyataan itu disampaikan Jamiluddin menanggapi pernyataan Megawati tentang Prabowo yang mengaku rindu akan nasi goreng buatannya.
 “Setiap pertemuan dua tokoh ini tentu juga akan dimaknai secara politis, karena keduanya adalah pimpinan partai besar,” ujar Jamiluddin, Minggu (11/5).
Ia menambahkan, pertemuan tersebut bisa saja dilihat sebagai sinyal bahwa Prabowo berupaya melepaskan diri dari bayang-bayang politik Presiden Jokowi atau yang ia sebut sebagai “Geng Solo.”
“Ini bisa dimaknai sebagai upaya Prabowo untuk lepas dari pengaruh Jokowi,” kata Jamiluddin.
Menurutnya, dengan mendekat secara simbolis ke Megawati, Prabowo mungkin ingin menyeimbangkan dominasi politik di sekitarnya.
 “Prabowo bisa saja menginginkan agar Geng Solo tidak terlalu dominan, apalagi jika Megawati secara formal terlihat semakin dekat dengannya,” ujarnya. (disway/c1/abd)

Tag
Share