Ketua Komisi IV DPR RI Desak Tindakan Tegas terhadap Penyelundupan Narkotika Berkedok Pakan Burung
Ketua Komisi IV DPR RI Titik Soeharto saat menyaksikan pemusnahan pakan burung impor asal Jerman yang mengandung biji ganja, Senin (19/5).-FOTO DISWAY -
BEKASI – Ketua Komisi IV DPR RI Titik Soeharto meminta aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap oknum yang mengedarkan atau menyelundupkan narkotika ke Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat ia menghadiri pemusnahan dua kontainer pakan burung impor asal Jerman yang terbukti mengandung biji ganja (hemp seed) pada Senin (19/5).
Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kolaborasi antara Karantina Jakarta, Bea Cukai Tanjung Priok, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta. Total barang yang dimusnahkan mencapai 983,5 kilogram hemp seed yang disamarkan dalam bentuk pakan burung.
“Ini bukan hanya soal pelanggaran administrasi impor, tapi soal penyelundupan zat terlarang yang bisa berdampak luas,” tegas Titik dalam keterangannya.
Titik mendorong penguatan sistem pengawasan karantina, baik dari sisi teknologi maupun sumber daya manusia (SDM), guna mencegah kasus serupa terjadi kembali di masa mendatang. Menurutnya, pengawasan yang ketat di pintu masuk negara merupakan langkah krusial untuk menjaga keamanan masyarakat.
“Kami dari Komisi IV DPR RI mendorong agar sistem pengawasan karantina diperkuat. Ini penting untuk mencegah penyalahgunaan narkotika sejak dini,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi langkah cepat dan sinergis yang dilakukan oleh Badan Karantina Indonesia, Bea Cukai, BNN, dan instansi terkait dalam menggagalkan masuknya hemp seed ke Indonesia.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahar M. Panggabean, menyatakan bahwa pemusnahan ini merupakan bentuk perlindungan terhadap masyarakat.
“Kami tidak ingin menghambat rekan-rekan pengusaha, namun aturan yang berlaku harus dipatuhi demi kebaikan bersama,” ujar Sahar.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan penegakan hukum terhadap komoditas berisiko tinggi demi menjaga keamanan pangan, kesehatan hewan, dan lingkungan.
Sementara itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta musnahkan sebanyak 983,5 kilogram pakan burung asal Jerman mengandung biji ganja atau Hemp Seed yang ditemukan dalam dua kontainer impor pada Senin, 19 Mei 2025.
Pemusnahan tersebut dilakukan oleh beberapa instansi termasuk BNN Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Bea Cukai Tanjung Priok serta Karantina Jakarta berhasil memusnahkan Hemp Seed.
Pemusnahan tersebut dilakukan oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkotika agar menjaga keamanan masyarakat.
Titik menjelaskan bahwa kontainer pertama yang membawa pakan burung mengandung ganja tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada akhir tahun 2024 dengan 20 merek makan burung seberat 10 ton.
“Kontainer pertama ditemukan di Pelabuhan Tanjung Priok pada Desember 2024 dengan membawa pakan ternak sebanyak 6,4 ton pakan hewan kesayangan dan 3,6 ton pakan burung,” jelas Titik.
Sementara kontainer kedua ditemukan membawa barang yang sama pada awal tahun 2025 dengan 22 merek.
“Kontainer kedua tiba pada Januari 2025 dengan total 5,8 ton,” ucap dia.
Dengan begitu, Titik akan menindak tegas sejumlah oknum yang mengedarkan atau menyelundupkan narkotika di Indonesia.
“Ini bukan hanya soal pelanggaran administrasi impor, tapi sial penyelundupan zat terlarang yang bisa berdampak luas,” tegas Titik.
Selain itu, Titik apresiasi tindakan yang dilakukan oleh Badan Karantina Narkotika Indonesia, Bea Cukai, BNN dan instansi terkait dalam mencegah pengedaran pakan burung mengandung biji ganja ini.
Sedangkan Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahar M Panggabean mengatakan bahwa pemusnahan ini bertujuan untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahan terlarang.
“Kami tidak ingin menghambat rekan-rekan pengusaha. Namun, kami mohon peraturan-peraturan yang ada harus dipatuhi tidak lain untuk kebaikan bersama,” jelas Sahar.
Ia berpesan agar tidak memberikan toleransi terhadap penyelundupan atau pengedar narkotika dalam bentuk apapun.
“Penegakan terhadap komoditas berisiko akan terus ditingkatkan untuk menjaga keamanan pangan, kesehatan hewan, dan lingkungan,” harap dia. (disway/c1/abd)