Industri Pengolahan Nonmigas Meningkat

AKTIVITAS: Sejumlah pekerja beraktivitas di pabrik pengepakan Minyakkita setelah sidak dari Satgas Pangan Polri di PT Jujur Sentosa, Batuceper, Kota Tangerang,--FOTO HANUNG HAMBARA/JAWA POS
"Dengan kombinasi kebijakan hilirisasi, peningkatan TKDN, serta transformasi industri berbasis teknologi dan riset, kami optimistis kinerja dan kontribusi ekonomi sektor industri manufaktur akan terus meningkat dan menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan," tegasnya.
BPS mencatat, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,31 persen pada kuartal I 2025. Adapun sektor-sektor yang menjadi penopang kinerja industri manufaktur pada periode tersebut, antara lain industri makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 6,04 persen. Hal ini didukung oleh permintaan yang cukup tinggi selama Ramadan dan Idul Fitri.
Selanjutnya, disokong oleh kinerja industri logam dasar yang tumbuh sebesar 14,47 persen, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk logam dasar, khususnya besi dan baja. Selain itu, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang tumbuh sebesar 6,95 persen karena didorong oleh peningkatan permintaan domestik pada momen Ramadan dan Idul Fitri, serta peningkatan ekspor.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih eskalatif, pemerintah Indonesia harus mendorong low cost economy. "Paling tidak ada empat hal yang bisa didorong oleh pemerintah. Pertama, penyediaan energi yang murah. Kedua, mendorong infrastruktur dan logistik yang efisien. Ketiga, clustering ekonomi dan ekosistem bisnis. Keempat, mendorong produktivitas tenaga kerja," ujar Ajib. (jpc)