Trump Melunak Isyaratkan Kurangi Tarif Impor, China Tetap Keras

Radar Lampung Baca Koran--

Namun, konsesi ini dinilai masih belum cukup oleh Beijing. China percaya diri bisa bertahan dari tekanan ekonomi dan menunggu saat yang tepat untuk bernegosiasi.

Global Times, media yang berafiliasi dengan Partai Komunis China, menulis bahwa pasar obligasi AS mengirimkan tembakan peringatan kepada Trump atas penyalahgunaan tarif, mengingatkan risiko terhadap status dolar AS sebagai mata uang cadangan global.

Presiden Xi Jinping juga telah menyampaikan bahwa rakyat China harus bersiap menghadapi perang dagang berkepanjangan. Pengalaman dari perang dagang era Trump sebelumnya membuat China lebih tangguh, baik dari sisi teknologi maupun diversifikasi mitra dagang.

“Jika AS ingin berunding secara serius, mereka harus menghapus semua tarif sepihak terlebih dahulu,” kata Wang Yiwei. “Kalau China menunjukkan kelemahan, Trump justru akan makin agresif,” sambungnya.

BACA JUGA:Ilegal Fishing Marak, Anak Dijadikan Kurir Bom

Tagar “Trump mundur” bahkan menjadi tren di media sosial Weibo, dengan lebih dari 150 juta tampilan. Warganet China menyambut sinyal pengurangan tarif Trump tersebut dengan penuh sinisme.

Namun, sejumlah pakar memperingatkan bahwa konfrontasi berkepanjangan dapat berdampak negatif pada ekonomi China, termasuk pengurangan ekspor, pengangguran, dan perlambatan ekonomi.

Goldman Sachs juga memperkirakan bahwa tarif Trump akan memberikan tekanan signifikan terhadap ekonomi China, yang menargetkan pertumbuhan 5% tahun ini.

Hubungan diplomatik dan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat terus menunjukkan perkembangan positif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, proses negosiasi antara kedua negara kini memasuki fase teknis yang lebih mendalam.

Airlangga memastikan, serangkaian pertemuan dengan para pejabat tinggi AS, seperti United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce, berjalan lancar. Kedua belah pihak telah menyepakati untuk membuka ruang dialog teknis secara lebih intensif dalam dua pekan ke depan.

BACA JUGA:Mirza Rolling Pejabat Perdana

“Ini momentum tepat untuk memperkuat kemitraan ekonomi strategis dan mendorong reformasi struktural dalam perdagangan dan investasi,” ujar Airlangga dalam konferensi daring, Jumat (25/4/2025).

Selain pejabat pemerintah AS, delegasi Indonesia juga menjalin komunikasi aktif dengan sejumlah pelaku usaha raksasa, seperti Amazon, Microsoft, Google, dan asosiasi bisnis lainnya, seperti Semiconductor Industry Association (SIA), USABC, serta USINDO.

Pertemuan Indonesia dengan AS ini menandai komitmen kedua negara untuk memperluas kerja sama yang inklusif antara sektor publik dan swasta.

Salah satu capaian penting adalah penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) antara Indonesia dan pihak USTR. Hal tersebut sebagai dasar awal pembahasan lanjutan terkait Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security.

Tag
Share