RI Punya Jurus Hadapi Pelemahan Ekonomi

Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers KSSK II Tahun 2025 secara daring, Kamis (24/4).--FOTO TANGKAPAN LAYAR NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sejumlah jurus pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk menghadapi pelemahan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Menkeu menyebut berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dikoreksi menjadi 4,7 persen atau turun 0,4 poin dari sebelumnya 5,1 persen.

Ia mengakui salah satu alasan munculnya koreksi dari IMF itu karena adanya kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang bisa menyebabkan perlambatan di berbagai kegiatan. "Dari mulai kegiatan perdagangan pasti, karena dengan kenaikan tarif yang cukup tinggi. Dan bahkan belum adanya ketidakpastian hubungan antara retaliasi yang dilakukan oleh Tiongkok dan respon dari Amerika," ujar Menkeu dalam Konferensi Pers KSSK II Tahun 2025 secara daring, Kamis (24/4).

 

Meskipun Indonesia koreksinya diperkiraan hanya 0,4 persen poin, Sri Mulyani memastikan bahwa Indonesia akan terus meningkatkan dari sisi respons kebijakan kita sendiri. Pertama, Menkeu menjelaskan, seperti yang sudah disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan Indonesia masih akan terus melakukan negosiasi terhadap kebijakan tarif yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

 

Dengan proses negosiasi yang hingga saat ini masih berlangsung, kata Menkeu, pemerintah berharap agar Indonesia tidak terkena dampak langsung yang besar dari penerapan kebijakan tersebut. "Di dalam proses untuk menegosiasikan agar kita tidak terkena direct impact yang besar atau signifikan dengan melakukan proses negosiasi yang sekarang masih berlangsung," jelasnya.

 

Kemudian yang kedua, Menkeu menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta supaya dilakukan rancangan langkah-langkah deregulasi yang tujuannya tidak melulu merespons terhadap apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Tetapi, lebih kepada meningkatkan kemampuan potensi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi melalui berbagai langkah-langkah perbaikan iklim investasi.

 

 

"Langkah-langkah ini yang terus dirumuskan dan tentu akan terus dimonitor dan dijalankan sehingga confidence dari perekonomian di dalam negeri dan pelaku ekonomi bisa terjaga atau bahkan diperkuat," ungkap Menkeu.

 

Menkeu memastikan, hal-hal itu lah yang saat ini akan diupayakan pemerintah Indonesia untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Sri Mulyani mengaku dengan adanya kebijakan tarif resiprokal tak hanya Indonesia yang terdampak perekonomiannya, tetapi seluruh negara tanpa terkecuali.

 

Tag
Share