RI Peringkat Pertama Produsen Minyak Kelapa Sawit Dunia

Pekerja di perkebunan kelapa sawit.--FOTO ISTIMEWA
JAKARTA – Republik Indonesia (RI) kini menduduki peringkat pertama produsen minyak kelapa sawit dunia dengan produksi mencapai 46,5 juta metrik ton pada 2024, setara dengan sekitar 58% dari total produksi global.
Pada 2023, kontribusi industri sawit ke APBN 2023 telah mencapai Rp88 triliun yang terdiri atas penerimaan dari sektor perpajakan sebesar Rp50,2 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp32,4 triliun, serta bea keluar sebesar Rp6,1 triliun.
Provinsi Kalimantan Barat, sebagai salah satu lokomotif sawit nasional, saat ini memiliki perkebunan kelapa sawit mendekati 1,5 juta hektare dan mampu menyerap jutaan tenaga kerja.
Direktur Eksekutif Yayasan Integritas Justitia Madani Indonesia (IJMI) Try Harysantoso menyebut Kalimantan Barat memiliki potensi besar berkembangnya kelapa sawit. Namun di balik itu, kita juga ingin memastikan bahwa para pekerja bisa bekerja dengan kondisi yang baik.
Pasalnya, di balik geliat ekonomi dari ekspor sawit, praktik eksploitasi masih membayangi para petani dan buruh. Laporan Global Slavery Index 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ke-10 dunia dengan lebih dari 1,8 juta orang terjebak dalam perbudakan modern, termasuk di industri ini.
Pada kesempatan yang sama, Agus Sutomo, direktur eksekutif Lembaga Teraju Indonesia, menegaskan temuannya bahwa masih banyak pekerja sawit yang hak-haknya tidak terpenuhi karena mereka masuk dalam kategori buruh harian lepas (BHL).
Hermanus, kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat, menyatakan, di Kalimantan Barat terdapat 12 kabupaten kota dengan total sekitar 438 perkebunan sawit dan tidak memungkiri temuan dan fakta di lapangan terkait persoalan ketenagakerjaan.
"Kami berkomitmen dan terus berupaya melakukan pembinaan, baik edukatif maupun non-justisia dan represif, agar perusahaan benar-benar patuh terhadap norma ketenagakerjaan," kata Hermanus.