Ekspor-Impor Lampung Februari 2025 Naik Tajam, Neraca Dagang Surplus US$234 Juta

BIJI KOPI MERUPAKAN SALAHSATU KOMODITI DARI EKSPOR DARI LAMPUNG – FOTO RADAR LAMBAR --

BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Provinsi Lampung pada Februari 2025 mencapai US$517,93 juta, naik 8,46 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar US$477,54 juta. Kenaikan ini juga tercatat 19,21 persen lebih tinggi dari Februari 2024.

Sementara itu, nilai impor Lampung juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 18,54 persen menjadi US$283,62 juta dibanding Januari 2025. Jika dibandingkan Februari 2024, impor melonjak drastis sebesar 131,50 persen.

Sepuluh golongan barang utama ekspor Lampung antara lain: Lemak dan minyak hewan/nabati; Kopi, teh, dan rempah-rempah; Bahan bakar mineral; Olahan dari sayuran, buah, dan kacang; Ampas dan sisa industri makanan; Pulp dari kayu; Berbagai produk kimia; Karet dan barang dari karet; Ikan, krustasea, dan moluska; Olahan dari daging dan hasil laut

Tujuh golongan komoditas mengalami peningkatan, dengan lonjakan tertinggi pada: Produk kimia: naik 40,35%; Olahan sayur/buah/kacang: naik 32,73%; Olahan daging dan hasil laut: naik 28,36%

BACA JUGA:Nilai Tukar Petani Lampung Turun di Maret 2025, Sementara NTUP Naik Tipis

Sementara tiga komoditas menurun, termasuk karet dan barang dari karet yang turun 20,38 persen.

Negara tujuan ekspor utama Lampung meliputi: Amerika Serikat (US$67,41 juta), Tiongkok, Pakistan, Belanda, India, dan Spanyol.

Dibanding Januari 2025, seluruh sektor mencatat peningkatan ekspor: Industri pengolahan: naik 8,51%; Pertambangan dan lainnya: naik 8,48%; Pertanian: naik 8,30%.

Secara kumulatif Januari–Februari 2025 dibanding periode yang sama 2024, sektor pertanian mengalami lonjakan 626,04 persen, industri pengolahan naik 4,14 persen, sementara pertambangan turun tipis 0,31 persen.

Impor Lampung pada Februari 2025 mencapai US$283,62 juta. Dibandingkan Februari 2024, nilainya meningkat drastis hingga 131,50 persen.

Negara pemasok utama antara lain: Angola (US$79,86 juta); Nigeria (US$75,40 juta); Qatar, Thailand, dan Australia.

Barang impor yang mengalami kenaikan tertinggi: Garam, belerang, batu, dan semen: naik 2.788,90%; Besi dan baja: naik 1.196,60%; Binatang hidup: naik 928,55%. Di sisi lain, beberapa komoditas seperti pupuk dan bahan kimia organik mencatat penurunan.

Jika dilihat dari jenis penggunaannya, barang modal naik 150,31 persen, bahan baku/penolong naik 18,23 persen, sementara barang konsumsi justru turun tajam sebesar 58,46 persen dibanding Januari 2025.

Secara tahunan (Januari–Februari), barang baku/penolong naik 209,05 persen, barang modal naik 1,84 persen, dan barang konsumsi turun drastis 91,37 persen.

Tag
Share