Pemkot Bandar Lampung Perbaiki Drainase di Jalan Tirtayasa demi Keamanan Warga

Pemkot Bandarlampung memasang boks talut di Jalan Tirtayasa untuk atasi genangan dan cegah banjir. -FOTO IST-
BANDARLAMPUNG – Pemerintah Kota Bandarlampung mengambil langkah cepat dengan memperbaiki sistem drainase di Jalan Tirtayasa, Kecamatan Sukabumi, setelah seorang pengendara motor terperosok ke dalam saluran air akibat hujan deras.
Wali Kota BandarLampung Eva Dwiana turun langsung memantau proses pemasangan boks talut di kawasan tersebut pada Jumat (11/4). Pemasangan ini dilakukan di perbatasan Kelurahan Campangjaya dan Campangraya.
“Hari ini kami pasang 12 box talud untuk mengantisipasi banjir akibat genangan air saat hujan deras. Kami harap dengan ini, genangan tidak terjadi lagi di titik rawan,” ujar Eva Dwiana di lokasi.
BACA JUGA:Kejari Tubaba Tahan Staf Pasar Pulung Kencana
Sebelumnya, genangan air di ruas jalan tersebut menutupi saluran drainase dan menyebabkan seorang pengendara motor tergelincir dan terseret arus, hingga jatuh ke dalam drainase besar.
Menurut Eva, perbaikan ini adalah bagian dari upaya pemerintah kota dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan warga dalam berkendara, terutama saat musim hujan.
Selain soal drainase, Eva juga menyinggung soal aktivitas pertambangan di sekitar wilayah tersebut. Ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Kapolresta Bandar Lampung untuk memastikan pengawasan berjalan optimal dan tidak mengganggu keamanan lingkungan.
“Kami akan cek dan koordinasikan terkait tambang-tambang yang ada. Pengawasan tentu perlu agar tidak memperparah kondisi lingkungan, apalagi saat musim hujan,” tutup Eva.
Sebelumnya, Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana turun langsung meninjau lokasi banjir di RT 08/Lk. II, Kelurahan Campangjaya, yang sempat viral di media sosial.
Didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Eva menemukan adanya bangunan semipermanen berdiri tepat di atas aliran Sungai (Way) Kecapi. Beberapa bangunan bahkan telah menggunakan fondasi beton yang memakan badan sungai, menyebabkan penyempitan hingga sekitar satu meter.
"Karena sempat viral, kita jadi tahu penyebab banjirnya. Ternyata ada penyempitan sungai dan bangunan di atasnya," ujar Eva kepada awak media, Selasa (8/4/2025).
Tak hanya itu, ia dibuat terkejut saat mendapati sebuah kolam renang wisata lengkap dengan wahana perosotan anak berdiri di atas sungai. Kolam milik salah satu warga tersebut memanfaatkan badan sungai sebagai tempat pemandian, bahkan menutup bagian atasnya dengan beton sebagai pijakan.
"Ini tidak boleh. Masyarakat harus tahu bahwa membangun di atas sungai adalah pelanggaran yang bisa berdampak besar terhadap lingkungan, seperti banjir ini," tegasnya.
Akibat pembangunan ilegal tersebut, aliran sungai Way Kecapi menyempit di tengah kawasan pemukiman padat. Saat hujan deras turun, aliran air tak tertampung dan meluap ke rumah-rumah warga.