Presiden Prabowo Tegaskan Filosofi Kerja Berbasis Bukti: Saya Tak Suka Omong Kosong

Presiden Prabowo Subianto dalam acara Silaturahmi Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).--
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya menganut filosofi evidence based performance dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia menyebut prinsip kerja berbasis bukti ini menjadi pegangan utama dalam mengambil keputusan, termasuk dalam memilih anggota kabinet.
’’Saya menganut filosofi evidence based performance. Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya,” ujar Prabowo dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional, di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (8/4).
Menurut Prabowo, dalam memilih menteri dan tim kerja, ia tidak mempertimbangkan latar belakang politik, agama, suku, atau keluarga seseorang. Yang terpenting adalah dedikasi, prestasi, serta niat untuk mengabdi.
“Saya tidak pernah tanya, Anda partai apa? Anak siapa? Suku dan agama Anda apa? Semua berdasarkan bukti dan kinerja,” tegasnya.
Prabowo juga menyoroti pentingnya hasil nyata dalam memimpin, bukan sekadar janji atau pencitraan. Ia menyadari bahwa masyarakat kini menilai pemimpin dari capaian yang bisa dilihat dan dirasakan.
“Saya percaya rakyat pun akan menilai dari hasil. Saya memang sering diejek, tapi saya terbuka untuk itu. Yang penting kerja nyata,” katanya.
Ia mengaku mulai bekerja serius sejak ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024, dengan menjalankan koordinasi dan perencanaan secara tertutup selama lima bulan sebelum resmi dilantik.
Menurutnya, banyak pekerjaan awal tidak terpublikasi karena ia memilih untuk fokus bekerja dibandingkan tampil di media.
“Kadang-kadang kalau terlalu diliput media, malah sulit kerja. Media inginnya hasil seketika, padahal membangun negara itu butuh waktu dan perencanaan matang,” ungkap Prabowo.
Menutup pernyataannya, ia mengingatkan bahwa perubahan instan hanya bisa dilakukan oleh Nabi Musa. Sedangkan manusia biasa, menurutnya, membutuhkan tahapan dan proses untuk mencapai hasil.
“Yang bisa seketika itu hanya Nabi Musa dengan tongkatnya. Kita manusia harus melalui tahapan: perencanaan, pengumpulan data, memilih orang yang tepat, lalu pelaksanaan. Dari situ baru terlihat hasil,” pungkasnya.
Dalam KESEmpatan itu, Presiden Prabowo Subianto secara terbuka mengakui bahwa komunikasi pemerintahan yang dipimpinnya dalam beberapa minggu terakhir terbilang kurang efektif.
Pengakuan tersebut disampaikannya dalam acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Jakarta, pada Selasa, 8 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengungkapkan bahwa ia sadar adanya kekurangan dalam hal penyampaian informasi dari pemerintah kepada publik, dan ia berkomitmen untuk memperbaiki kondisi tersebut.
“Saya kemarin sadar beberapa minggu lalu bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang,” ujar Prabowo dengan nada serius dalam sambutannya.
Ia menambahkan, bahwa hal ini menjadi salah satu tantangan yang perlu segera diperbaiki agar hubungan antara pemerintah dan masyarakat bisa terjalin lebih baik.
Untuk itu, Prabowo meminta agar acara Sarasehan Ekonomi diselenggarakan sebagai langkah awal dalam memperbaiki komunikasi tersebut.
Ia menilai sudah saatnya bagi pemerintah untuk lebih proaktif dalam memberikan penjelasan mengenai keadaan dan kebijakan yang tengah dijalankan, serta bagaimana kebijakan tersebut berdampak langsung kepada masyarakat.
“Saya minta acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah kita masuki 6 bulan masa bekerja pemerintah yang saya pimpin, sudah saatnya kita lebih komunikatif dan proaktif dalam memberikan keterangan tentang keadaan yang berlaku. Kita harus bisa memberikan penjelasan yang jelas mengenai apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah,” jelasnya.
Prabowo juga menjelaskan filosofi kepemimpinannya yang berbasis pada hasil dan bukti nyata.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak suka berbicara tanpa adanya hasil konkret yang dapat dipertanggungjawabkan.
Filosofi ini dikenal dengan nama “evidence-based performance” yang mengutamakan pengelolaan kinerja berdasarkan bukti yang dapat dibuktikan melalui prestasi dan pencapaian.
“Saya mengandalkan filosofi evidence-based performance. Itu adalah tanggung jawab saya dan saya ingin memberi penjelasan kenapa. Saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya. Jadi saya harus selalu didelay, saya minta selalu didelay oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan,” tegas Prabowo, yang juga mengungkapkan bahwa ia sangat menghargai kinerja dan dedikasi timnya dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.
Prabowo juga menambahkan bahwa dalam mengelola pemerintahan, ia akan terus memantau dan menilai kinerja setiap anggota kabinetnya berdasarkan prestasi mereka.
“Saya hanya akan melihat rekan-rekan saya dari pengabian mereka, dari prestasi mereka, dari energi mereka, dari niat mereka,” ungkapnya.
Acara Sarasehan Ekonomi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara dan anggota kabinet, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Kehadiran para menteri dan pejabat tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk bekerja sama secara lebih transparan dan komunikatif dalam menyampaikan kebijakan ekonomi kepada publik.
Selain itu, turut hadir dalam acara tersebut juga Menteri Luar Negeri Sugiyono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid. Kehadiran mereka menegaskan bahwa perbaikan komunikasi dalam pemerintahan menjadi prioritas yang harus diterapkan secara menyeluruh oleh seluruh jajaran pemerintah.
Prabowo juga menekankan bahwa komunikasi yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang dijalankan dapat dipahami dengan jelas oleh masyarakat.
Ia berharap dengan adanya perbaikan dalam hal komunikasi, pemerintah dapat lebih dekat dengan rakyat, dan lebih mampu menjelaskan kebijakan serta langkah-langkah yang diambil demi kesejahteraan bersama.
“Saya berharap dengan adanya langkah-langkah ini, kita bisa lebih terhubung dengan rakyat. Pemerintah harus lebih transparan dan komunikatif agar masyarakat tidak hanya tahu apa yang kita lakukan, tetapi juga bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan mereka,” ujar Prabowo.
Selain itu, dalam sesi Sarasehan tersebut, Prabowo juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antar kementerian dan lembaga dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial yang ada.
Pemerintah, menurutnya, harus mampu memberikan solusi nyata dan konkret untuk setiap masalah yang ada di masyarakat.
Dengan adanya pengakuan dan komitmen untuk memperbaiki komunikasi pemerintah ini, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas, akurat, dan tepat waktu.
Hal ini akan menjadi langkah awal menuju tercapainya pemerintahan yang lebih transparan dan terbuka untuk semua kalangan. (disway/c1/abd)