Kebijakan Dagang Trump Guncang Ekonomi Lampung

Radar Lampung Baca Koran--

BANDAR LAMPUNG – Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai dapat menimbulkan dampak ekonomi yang kompleks terhadap Indonesia, termasuk Provinsi Lampung.

Tarif baru sebesar 10 persen untuk hampir seluruh barang impor ke AS, serta tarif timbal balik terhadap sejumlah negara—termasuk Indonesia—berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian daerah.

Akademisi Universitas Lampung (Unila), Prof. Marselina, menjelaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenakan tarif balasan. Diketahui, Indonesia menerapkan tarif hingga 64 persen terhadap barang dari AS, dan sebagai balasan, AS menetapkan tarif sebesar 32 persen untuk produk Indonesia.

Menurut Prof. Marselina, Lampung sebagai salah satu provinsi eksportir utama beberapa komoditas unggulan seperti udang beku, minyak sawit (palm oil), dan produk-produk pertanian lainnya ke pasar Amerika akan merasakan dampak langsung dari kebijakan ini.

”Pasarnya terbesar itu Amerika. Dengan adanya tarif ini, permintaan dari sana pasti akan turun. Dampaknya, ekspor Lampung ikut turun dan mempengaruhi neraca perdagangan. Impor bahan penolong juga bisa turun karena kondisi ekonomi global tidak menentu,” jelasnya saat diwawancarai, Senin (7/4).

Tak hanya berdampak pada sektor ekspor-impor, kebijakan ini dinilai bisa menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), khususnya di industri padat karya seperti pakaian jadi. Banyak tenaga kerja Lampung yang bekerja di sektor tersebut di wilayah Tangerang dan sekitarnya.

BACA JUGA:Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang yang Viral di Medsos

”Jika ekspor ke AS turun, otomatis produksi berkurang. Ini bisa menyebabkan PHK besar-besaran, dan para pekerja asal Lampung akan kembali ke kampung halaman, memperbesar angka pengangguran,” ujar Prof. Marselina.

Dampak berikutnya, kata dia, yakni pelemahan daya beli masyarakat. Selain karena efek dari kebijakan AS, masyarakat juga dihadapkan pada efisiensi anggaran dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

”Daya beli akan turun karena kondisi ekonomi tertekan dari dua sisi, luar negeri dan dalam negeri. Saat konsumsi menurun, investasi pun tertahan karena investor memilih menunggu situasi stabil,” terangnya.

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap tingkat investasi yang masuk ke Lampung. ”Investor cenderung menahan diri. Bahkan sektor pariwisata yang kita harapkan bisa menopang ekonomi, akan terimbas karena masyarakat menahan pengeluaran untuk liburan,” tambahnya.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, Prof. Marselina mengimbau masyarakat untuk bijak dalam mengatur pengeluaran dan mulai berhemat.

”Secara rumah tangga, kita harus saving. Kurangi konsumsi barang tersier seperti ganti mobil, perabot baru, atau liburan. Apalagi, uang beredar juga tidak terlalu banyak pasca Lebaran,” ucapnya.

BACA JUGA:Arab Saudi Larang Visa untuk Indonesia

Tag
Share