Ziarah Kubur, Tradisi sebelum Ramadan

ZIARAH KUBUR: Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, warga Bandarlampung melakukan ziarah kubur.--FOTO NOPRIADI
BANDARLAMPUNG - Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, warga Bandarlampung mempertahankan tradisi ziarah kubur yang sudah turun-temurun dilakukan. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan sebagai sarana untuk berdoa.
Ziarah kubur sebelum Ramadan menjadi salah satu tradisi yang dianggap penuh berkah dan menjadi momen untuk membersihkan hati serta memohon keberkahan dalam menjalani ibadah puasa.
Pada minggu terakhir menjelang Ramadan, sejumlah pemakaman telah dipadati oleh peziarah yang dating. Tradisi ini dimulai sejak pagi hari dan berlangsung hingga petang. Di mana, warga berziarah ke makam keluarga maupun orang-orang yang telah berjasa.
Seperti di makam Tubagus Yahya dan TPU Keramat Baru, Kuripan, Telukbetung Barat, peziarah juga datang dari berbagai daerah Pulau Sumatera dan Jawa, seperti Banten, Jawa Barat, Bogor, Jakarta, dan kota lainnya.
Selain kalender tahunan umat muslim jelang bulan puasa, tradisi nyekar makam atau ziarah kubur ini menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar lokasi pemakaman.
Dengan memanfaatkan momen ramainya peziarah, kawasan di Jalan Banten ramai dipenuhi lapak-lapak dadakan para penjual bunga hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah. (*)