Memelihara Parkit Matahari Pandai Atraksi

-foto net-

Sun conure alias parkit matahari termasuk burung paruh bengkok yang cerdas. Bisa dilatih untuk melakukan atraksi dan terbang bebas.

WARNA kuning yang mendominasi bulu burung ini sangat cemerlang. Konon, ketika terbang bergerombol, burung-burung ini memancarkan warna kuning yang menyala di langit. Dari situlah sebutan parkit matahari (sun parakeet) berasal.

 

Ketika kecil, bulu sun conure didominasi warna hijau. Kelir itu perlahan berubah menjadi kuning seiring dengan bertambahnya usia burung. Sebagian warna kuning –terutama di sekitar wajah– juga berubah menjadi oranye kemerahan. Warna hijau tersisa di ujung sayap dan ekor. ’’Ini burung hias. Banyak dicari karena memang keindahan warna bulunya,’’ ungkap Tiarso, warga Kota Solo pemelihara sun conure, kepada Jawa Pos Radar Solo beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan, selain keindahan warna bulunya, parkit yang memiliki karakter lucu tersebut tergolong cerdas. Burung bayan yang berukuran sedang itu bisa dilatih untuk melakukan berbagai atraksi maupun free fly (FF). Di antaranya, main basket, memasukkan uang koin ke celengan, dan memasukkan ring ke tiang.

Pada free fly, sun conure yang diterbangkan akan kembali bertengger kepada pemiliknya saat dipanggil. Baik dengan suara mulut maupun peluit atau alat lain. ’’Namun, untuk memiliki kepiawaian seperti itu, sun conure harus dipelihara mulai kecil,’’ ujarnya. Tiarso menuturkan, ketika bayi, saat burung belum bisa makan sendiri, pemilik bisa menyuapinya setiap hari dengan bubur. Dalam sehari bisa 2–3 kali. Dari situ akan terjalin interaksi terus-menerus sehingga burung juga merasa punya ikatan (bonding) dengan pemilik. Lambat laun, burung pun jinak.

’’Kalau sudah lulut (jinak), burung mudah diajari. Apalagi sudah punya ikatan dengan kita,’’ kata pemilik kios burung hias di Pasar Depok, Banjarsari, Kota Solo, tersebut. Dengan cukup bangga, pria yang akrab disapa Pakde Ti itu memastikan, hanya kios miliknya di pasar tersebut yang menjual sun conure. Namun, dia mengungkapkan, lantaran harga sun conure relatif tinggi, jarang ada pengunjung yang membelinya.

Untuk sun conure anakan (usia sekitar 2 bulan), dia menjualnya Rp 2 juta per ekor. Sementara yang dewasa dijual Rp 7 juta sepasang. Sejoli burung dewasa itu pun siap produksi. Sudah jodoh. ’’Biasanya, bos-bos itu yang beli,’’ ujarnya, lantas terbahak.

 

Mengenai ciri sun conure jantan atau betina, Tiarso tidak bisa memastikan tandanya. Ada yang menyatakan, burung jantan memiliki paruh lebih panjang dan bola mata lebih kecil. Burung betina memiliki ciri sebaliknya. ’’Agar lebih pasti, harus tes DNA,’’ katanya. Fisik sun conure juga tergolong kuat. Tidak gampang sakit saat cuaca ekstrem. ’’Pakannya tidak neko-neko. Cukup milet dan jagung muda. Yang perlu terus diperhatikan ya kebersihan kandang,’’ tegasnya. (jpc/nca)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan