UNIOIL
Bawaslu Header

Kebutuhan Meningkat, Indonesia Defisit 8,5 Juta Ton Susu

Mentan Andi Amran Sulaiman. -FOTO DOK KEMENTAN-

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar produksi susu nasional ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Mentan Amran mengatakan hingga saat ini, produksi susu segar lokal baru bisa memenuhi 20 persen dari total kebutuhan susu nasional.

Karenanya Indonesia masih melakukan impor susu demi pemenuhan 80 persen kebutuhan untuk program MBG. Saat ini Indonesia mengalami defisit 8,5 juta ton susu. 

Tercatat dari Kementerian Pertanian (Kementan) kebutuhan susu segar nasional yakni sebesar 4,9 juta ton. Kebutuhan susu segar tersebut meningkat setelah bergulirnya program MBG yang membutuhkan tambahan 3,6 juta ton.

“Kebutuhan susu segar nasional mencapai 4,9 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencukupi sebagian kecilnya. Dengan adanya tambahan kebutuhan sebesar 3,6 juta ton untuk mendukung program MBG, maka defisit produksi semakin membesar, mencapai 8,5 juta ton,” jelas Amran dalam keterangannya.

Selain susu, kebutuhan daging sapi juga alami peningkatan. Indonesia saat ini masih kekurangan sekitar 0,83 juta ton daging sapi. Setelah MBG, angka kebutuhan diperkirakan naik menjadi 0,88 juta ton.

Pemerintah pun bertekad mendukung investasi asing pada sektor susu. Amran menegaskan pemerintah siap menawarkan berbagai insentif kebijakan, seperti pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, skema pendanaan dengan suku bunga kompetitif, serta asuransi bagi usaha peternakan.

Pembicaraan mengenai susu ikan semakin ramai usai muncul usulan-usulan untuk menggunakannya sebagai alternatif pengganti susu sapi pada program makanan bergizi gratis yang akan dimulai pada tahun mendatang.

“Kami sudah menyiapkan tiga kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan industri susu. Ini bukan hanya tentang ketersediaan lahan, tetapi juga tentang kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung lainnya,” ujar Amran. 

Tiga lokasi strategis juga telah disiapkan dan dapat digunakan untuk investasi peternakan susu skala besar, antara lain: Wajo-Sidrap, Sulawesi Selatan, kemudian Barito Utara-Barito Selatan, Kalimantan Tenga, dan Poso di Sulawesi Tengah.

Adapun saat ini, Kementan terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam mewujudkan swasembada pangan.  

Untuk diketahui, pada tahun ini, Kementan menargetkan untuk bisa mendatangkan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor pendaging.

Selain itu, Amran menambahkan pemerintah juga menjamin ketersediaan infrastruktur pendukung, termasuk akses jalan, listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi para pekerja di kawasan peternakan. 

Menurutnya, kesuksesan investasi di industri susu tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan lahan, tetapi juga oleh infrastruktur yang memadai.(*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan