Penguatan Koperasi Solusi Masalah Tata Niaga Singkong

DISKUSI: Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) bersama Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) melaksanakan diskusi publik dengan tema mencari solusi masalah ekonomi singkong Lampung, di Ruang Dekanat Fakultas pertanian Unila, pada K-Foto : Anggi Rhaisa/RLMG -

BANDARLAMPUNG – Penguatan koperasi menjadi salah satu solusi dalam memecahkan permasalahan pada tata niaga singkong di Lampung.

Hal itu terungkap dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) bersama Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) dengan tema Mencari Solusi Masalah Ekonomi Singkong Lampung di ruang Dekanat Fakultas Pertanian Unila, Kamis (13/2).

Dekan Fakultas Pertanian Unila Dr. Kuswanta Futas Hidayat berharap diskusi masalah singkong Lampung bertindak secara kolektif dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi petani singkong di Lampung.

’’Sebagaimana kita ketahui, singkong merupakan komoditas unggulan Lampung dan menjadi tulang punggung ekonomi bagi ribuan petani di Provinsi Lampung,” paparnya.

Sebagai institusi akademik, Fakultas Pertanian Universitas Lampung bersama Perhepi sebagai asosiasi profesi ekonomi pertanian merasa terpanggil untuk membahas hal ini untuk memberikan kontribusi nyata yang bertujuan merumuskan rekomendasi kebijakan dan penguatan kelembagaan petani guna menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan berkeadilan.

BACA JUGA:Tok! PN Jaksel Tolak Praperadilan Hasto

’’Mari kita manfaatkan ruang kolaborasi nyata. Di mana akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dapat menghasilkan solusi berbasis data, teknologi serta kearifan lokal. Hasil dari diskusi ini harus menjadi peta jalan konkret yang dapat diimplementasikan untuk mengembalikan kejayaan singkong di Lampung,” jelas Dr Kuswanta.

Sementara, Prof Bayu Krisnamurthi, Perwakilan Dewan Penasehat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), menyarankan bahwa soal berbicara bisnis singkong secara khusus lebih membahas bisnis Pati singkong.

Ia juga menyarankan untuk petani hingga pengusaha petani singkong untuk berusaha mencari solusi pengolahan Pati singkong selain menjadi tepung tapioka. “Misalnya, bisa menggarap Pati singkong menjadi bio etanol berbasis pati singkong dan bio plastik pati singkong,” ujarnya.

Untuk itu, Prof Bayu menyarankan, bahwa solusi untuk persoalan singkong harus dipertimbangkan terutama dalam Rendeman Pati singkong dan kualitas pati singkong.

BACA JUGA:Prabowo Terbitkan Keppres Biaya Haji 2025

“Sebaiknya kedepan harus sama-sama cash flow bagi petani singkong dan mengembangkan industri singkong yang berdaya saing,” ucapnya.

Ketua Panitia Diskusi Publik Kongres XIX dan Konpernas XX Perhepi , Dr Teguh Endaryanto, mengatakan dalam diskusi publik tergambar bahwa bersama sama memberikan solusi terutama peningkatan Produktivitas singkong untuk terus didorong dengan mencari ide pengolahan singkong lainnya.

Direktur Corporate Affair Great Giant Foods (GGF), Drh.Welly Soegiono, menyarankan Creating share value (pembinaan petani singkong). “Pemerintah dengan industri bersinergi dalam pembinaan petani singkong terutama dalam peningkatan produktivitas singkong di Lampung,” jelasnya.

Tag
Share