Harga Beras dan Minyak Goreng Mahal

Ilustrasi beras SPHP.--FOTO ID FOOD

JAKARTA – Holding Pangan ID FOOD melalui anak perusahaannya PT Rajawali Nusindo melakukan percepatan pendistribusian beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan minyak goreng MinyaKita ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan pangan dan menjamin keterjangkauan masyarakat di tengah harga beras dan mahalnya minyak goreng curah merek MinyaKita.

’’Program ini bertujuan melindungi daya beli dan keterjangkauan harga pangan bagi konsumen,” kata Direktur Utama PT Rajawali Nusindo Wahyu Sakti dalam keterangannya, dikutip Rabu (29/1).

 

Wahyu merinci, target penyaluran beras SPHP pada Januari-Februari tahun 2025 dipatok sebesar 300 ribu ton beras SPHP di sejumlah wilayah indonesia. Percepatan distribusi ini dilakukan untuk menjaga stok beras SPHP pada segmen ritel modern di sejumlah wilayah Indonesia.

 

Menurutnya, pendistribusian beras terbagi ke dalam 3 Zona. Meliputi Zona I yang terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi. Sedangkan Zona II meliputi Sumatera (kecuali Lampung dan Sumatera Selatan), NTT, dan Kalimantan. Untuk Zona III meliputi Maluku dan Papua.

 

Untuk diketahui, beras SPHP adalah beras yang dikeluarkan oleh Perum Bulog sebagai produk yang disiapkan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan. Bulog bekerja sama distribusi dengan Rajawali Nusindo yang memiliki 41 cabang di seluruh Indonesia.

 

Sementara itu, Minyakita secara total telah didistribusikan sebanyak 11.423.984 liter. Jumlah tersebut terdiri dari bulan Oktober 2024 sebanyak 1.701.994 liter, November 2024 sebanyak 4.195.614 liter. Kemudian, pada bulan Desember 2024 sebanyak 5.496.376 liter dan pertengahan Januari 2025 sebanyak 30.000 liter.

 

“Percepatan distribusi tersebut juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga komoditas beras dan minyak goreng di tingkat konsumen, sehingga berkontribusi pada pengendalian tingkat inflasi nasional,” jelasnya.

 

Sebelumnya diketahui, harga MinyaKita terpantau naik di seluruh daerah di Indonesia melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter. Itu sebabnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan status waspada terhadap komoditas pangan ini.

Tag
Share