Pertumbuhan Kredit Sedikit Melambat

PERUMAHAN SUBSIDI: Foto udara kawasan perumahan subsidi di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.--FOTO DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM

Head of Asia and Co-Head of Global Emerging Markets Equity Strategy JP Morgan Rajiv Batra memprediksi sektor perbankan Indonesia akan menghadapi periode pertumbuhan yang relatif lambat tahun ini. Seiring dengan terbatasnya likuiditas perbankan.

 

Ketatnya likuiditas dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil terkait dengan suku bunga eksternal yang tinggi dan kestabilan mata uang. Batra mengungkapkan, meskipun ada potensi untuk pengurangan suku bunga BI, hal ini diperkirakan akan terbatas.

 

Selama pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal Indonesia tetap stabil. "Kami memproyeksi saham perbankan Indonesia akan cukup volatil, dengan perubahan makroekonomi yang memberikan peluang perdagangan bagi investor," ujarnya.

 

Dalam kondisi likuiditas yang ketat, Batra memprediksi PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan tetap menjadi penerima manfaat jangka panjang dari suku bunga yang lebih tinggi. Sementara bank-bank milik negara (Himbara) diperkirakan akan menghadapi tekanan pada margin bunga bersih (NIM), pertumbuhan kredit yang lebih lambat, serta kualitas aset yang lebih menantang.

 

"Selama periode likuiditas yang ketat, kami berharap BCA akan mengungguli bank BUMN, dan sebaliknya ketika likuiditas lebih longgar," imbuh Batra.

 

Dia juga mengantisipasi bahwa pertumbuhan pinjaman sektor perbankan akan menurun secara signifikan, sejalan dengan pertumbuhan pasokan uang yang melambat. Pergeseran dinamika ini akan mulai tecermin dalam harga saham bank.

 

Sehingga memberikan peluang bagi investor untuk masuk pada momen yang tepat, terutama untuk beberapa bank Himbara yang menghadapi tantangan likuiditas.

 

Batra menyebutkan bahwa perubahan suku bunga SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) dan saldo deposito SRBI akan menjadi faktor penting yang menggerakkan pergeseran likuiditas dan harga saham bank. Perubahan dalam kepemilikan bank BUMN dan perubahan manajemen akan menjadi katalis penting yang dapat membantu mengatasi hambatan struktural dalam sektor perbankan Indonesia. (jpc/c1)

Tag
Share