Bawaslu Header

2025, Perekonomian Lampung Diprediksi Tumbuh 5 Persen

Radar Lampung Baca Koran--

LEIF 2024 merupakan forum ekonomi dan investasi internasional pertama di Provinsi Lampung. Dalam pengembangan ekonomi dan keuangan digital, sinergi BI dan Pemerintah Provinsi Lampung terus dilakukan pada sisi supply dan demand. 

’’Pada sisi supply, jumlah merchant QRIS terus meningkat, disertai penguatan digitalisasi pada sektor transportasi, digitalisasi bantuan sosial, dan digitalisasi transaksi Pemerintah Daerah,” bebernya. 

Hal ini juga akan mendukung kemandirian fiskal pemerintah daerah di Lampung melalui serapan pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih baik.

Dari sisi demand, berbagai pendekatan telah dilakukan guna mendorong perluasan pengguna QRIS di Provinsi Lampung melalui penyelenggaraan event kekinian, seperti kuliner dan olahraga yang digemari anak muda.

Diketahui, realisasi investasi Provinsi Lampung sampai dengan Triwulan-III 2024 sebesar 7,3 triliun dari target 12,960 triliun.

Dalam rangka peningkatan investasi Lampung, telah dilakukan upaya antara lain fasilitasi antara perusahaan besar dan UMKM, program matchmarking, penguatan koordinasi investasi kabupaten/kota, dan penyusunan peta potensi investasi daerah 2024.

BACA JUGA:UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian di Indonesia

Sementara itu, 2025 merupakan tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membuktikan janji politiknya, khususnya terkait bidang ekonomi. Sektor perekonomian menyangkut perbankan dan UMKM diharapkan berkontribusi pada daya dorong ekonomi ke depan.

Prabowo mematok target pertumbuhan ekonomi 8% dalam masa pemerintahannya ke depan. Sejumlah program seperti pembangunan 3 juta rumah; hilirisasi; pemutihan kredit UMKM, petani, dan nelayan; hingga swasembada pangan menjadi fondasi awal yang dijalankan untuk mendongkrak target pertumbuhan ekonomi yang fantastis tersebut.

 

Kini 2024 akan berakhir. Jika melihat sejumlah program yang sedang dijalankan pemerintah baru, bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2025?

 

Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, perekonomian Indonesia pada 2025 diproyeksikan akan menghadapi tantangan yang kompleks, baik dari sisi eksternal maupun domestik.

 

Dari sisi eksternal, kebijakan proteksionisme AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, termasuk rencana pengenaan tarif hingga 60% untuk produk asal Tiongkok dan 10-20% untuk produk asing lainnya, berpotensi mengganggu kinerja ekspor Indonesia dan memperburuk rantai pasok global. Sementara dari sisi domestik, pelemahan konsumsi kelas menengah yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan signifikan.

Tag
Share