Bawaslu Header

2025, Perekonomian Lampung Diprediksi Tumbuh 5 Persen

Radar Lampung Baca Koran--

 

Dikatakan Faisal, ancaman suku bunga tinggi --sebagai respons The Fed terhadap kebijakan Presiden Donald Trump, yang berpotensi mendorong kenaikan inflasi-- akan ikut mendorong bertahannya suku bunga tinggi di sektor keuangan dan mengurangi insentif investasi di sektor rill.

 

Kompleksnya tantangan percepatan investasi pada 2025 juga diperburuk oleh permasalahan struktural yang menghambat kontribusi investasi terhadap daya ungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin dari rasio ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang diperoleh Indonesia yang tinggi, sebesar 6,3, dibandingkan Malaysia (2,5) dan Filipina (3.3).

 

Struktur PMTB Indonesia masih didominasi oleh bangunan (72%), dengan porsi mesin dan peralatan hanya 20%, serta lainnya 7,7%. Komposisi ini berbeda dengan negara Filipina yang memiliki struktur bangunan sebesar 62% dan mesin dan peralatan mencapai 27% serta Malaysia yang memiliki struktur yang lebih seimbang dengan porsi investasi bangunan sebesar 50% dan mesin/peralatan 42%. Investasi pada mesin dan peralatan memiliki dampak langsung terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi, sementara investasi di sektor bangunan lebih bersifat pendukung, dengan dampak terhadap output ekonomi yang lebih terbatas dan membutuhkan waktu lebih lama untuk terwujud.

 

Situasi ini terjadi karena pembangunan masih berorientasi pada pembangunan infrastruktur publik yang masih rendah. Selain itu, industri manufaktur juga menghadapi gejala deindustrialisasi. Karena itu, persoalan struktural tersebut dapat diatasi dengan mendorong investasi di sektor manufaktur secara masif.

“Di samping itu diperlukan perbaikan faktor-faktor yang mendukung peningkatan produktivitas (total factor productivity) seperti pemberantasan korupsi, efisiensi birokrasi, peningkatan kualitas tenaga kerja terampil, serta peningkatan investasi pada R&D,” ungkapnya. (pip/jpc/c1/yud)

Tag
Share