UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian di Indonesia

BAZAR UMKM: Pengunjung mengunjungi Herb Euphoria Fest - Bazar UMKM di Sarinah, Jakarta.-FOTO FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS -
JAKARTA - Pemerintah mencatat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Andal dalam menggerakkan perekonomian, UMKM berkontribusi sekitar 97 persen penyerapan total tenaga kerja di Indonesia.
Sektor UMKM juga tercatat berkontribusi 60,51 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Itu sebabnya Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen untuk terus berpihak kepada UMKM.
Salah satu kebijakan yang telah diterbitkan Prabowo adalah penghapusan utang macet bagi UMKM dan para petani. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM.
Kebijakan tersebut mencakup penghapusan tagihan piutang macet kepada UMKM di tiga bidang, yaitu pertanian, perkebunan, dan peternakan; perikanan dan kelautan; serta UMKM lainnya seperti mode/busana, kuliner, industri kreatif, dan lain-lain.
BACA JUGA:Perlu Sinergi untuk Dorong Masuknya Investasi
Presiden Prabowo juga menyampaikan harapan agar kebijakan ini memberikan rasa tenang dan keyakinan bagi para pelaku UMKM, terutama petani dan nelayan. Hal tersebut penting agar mereka dapat bekerja dengan semangat dan kepercayaan bahwa negara mendukung dan menghargai peran mereka.
’’Kita tentunya berdoa bahwa seluruh petani, nelayan, UMKM seluruh Indonesia dapat bekerja dengan ketenangan, dengan semangat, dan dengan keyakinan bahwa rakyat Indonesia menghormati serta menghargai para produsen pangan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara,” ucap Prabowo.
Sejalan dengan itu, pemerintahan era Prabowo ini berkomitmen untuk meningkatkan investasi di sektor riil. Bahkan menargetkan zero poverty atau tingkat kemiskinan 0 persen pada 2045 serta pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang.
Guna mencapai itu, Guru Besar Bidang Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Masyhuri mengatakan bahwa stimulus Keynesian paling potensial digunakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Pasalnya, stimulus merupakan kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga daya beli dan mengerakan permintaan.